Minggu, 30 Oktober 2016

MAGIC AND FATE part 2



GENG VICTORY

            Hari kedua masuk sekolah….
            “Kak…aku berangkat dulu ya.” Ujarku sambil berdiri. “Sekalian aja ama Kakak.” Kata Kakak “Nggak usah. Nanti kenapa-kenapa lagi ‘kan Kakak berbahaya!” ucapku menggoda Kakak “Ibu, Ayah aku berangkat dulu yah?” sambung ku sambil berjalan menuju pintu “UHK…UHK YA!! Kristal maksudmu apa ?! Jangan kabur kembali kesini, SEKARANG!!! KRISTAL !!!” ujar Kakakku marah-marah karena baru menyadari ucapan ku tadi tapi aku langsung keluar dengan cepat disertai senyum puas mengerjai Kakak ku.
“Hahahaha… dasar Kakak telmi”ucap ku senang tapi aku segera berjalan dengan cepat karena sudah hamper jam 07.00, waktu itu kebetulan Rizal lewat “Sekalian! Kita berangkat bareng aja!” ucap Rizal menawari tumpangan. Beberapa saat kemudian lewatlah Vicky dengan motornya melaju dengan kencang tapi dia melihat dengan pandangan dingin, tidak seperti kemarin dia menatapku dengan hangat bahkan bersedia memeluk dan melindungi ku “Tunggu dulu apa yang kupikirkan!” pikirku “Kris, kamu jadi ikut nggak?” Tanya Rizal membuyarkan pikiranku “Iya…iya, sabar aku ikut kok” jawab ku lalu naik ke motornya.
            Kami sampai disekolah bel masuk berbunyi aku buru-buru masuk kelas, karena lari aku menabrak seseorang hingga terjatuh tertidur “Oh…maaf! Maaf! Maaf !”ucap ku meminta maaf setelah berdiri lalu ku lihat siapa yang ku tabrak ternyata itu adalah Yogi, cowo yang kemarin membuat Intan di kerjai oleh Angel.
Tanpa berkata apapun dia pergi meninggalkan aku, kupikir dia marah saat aku akan mengejarnya tanganku sudah ditarik oleh Rizal lebih dahulu “Kau baik-baik saja, Kris?!” tanyanya khawatir “Aku baik-baik saja. cuma sedikit lecet” jawabku agar tidak membuat Rizal khawatir. Kami pun pergi ke UKS untuk mengobati luka lecet ku yang sebenarnya tidak terlalu besar juga sih, paling cuma 1 cm lebarnya.
            Rizal berkata “Aku ke kelas dulu, biar kamu diobati lalu istirahat ya? Nanti aku pinjami buku pelajaran ini deh tapi kamu harus istirahat disini!” ucap Rizal dengan tegas. Memang tidak heran karena aku dari tadi berusaha membujuk Rizal untuk tetap kembali ke kelas meski kaki ku terluka karena tersandung saat menabrak Yogi. Aku tertidur di UKS.
            “Dimana aku? Kenapa banyak darah? Apa ada orang? Tolong! Tolong !” teriak ku disebuah ruangan gelap dan dibawah kaki ku terdapat banyak sekali darah, samar-samar aku melihat 2 orang pria yang selalu ku mimpikan. Mereka berdua mengulurkan tangannya pada ku “Kemarilah!” ucap kedua laki-laki itu secara bersamaan lalu mereka menghilang dan aku terbangun dari tidurku.
            Saat terbangun aku mendapati setangkai mawar merah berada ditangan ku lalu aku tersenyum tapi sedetik kemudian senyum ku sirna karena mawar itu berubah menjadi mawar hitam. Secara otomatis aku langsung membuat mawar itu tapi langsung muncul seorang perempuan dia berkata “Jadilah Penyihir atau Mati”. Aku belum sadar dengan apa yang terjadi seorang laki-laki menarik dan membawa ku keluar dari ruangan itu ternyata laki-laki itu adalah Yogi dengan cepat kami sudah berada ditempat lain seperti berteleportasi “Kita kehabisan waktu, suruhan Penyihir ‘G’ sudah mengetahui keberadaan Kristal! Mereka pasti tidak akan tinggal diam.” Ucap Vicky dengan khawatir “Pertama, kita harus menceritakan semuanya pada Kristal dulu” suara itu, aku berbalik dan melihat Kak Tanto “Kakak…Kak…Kak Tanto” ucap ku terbata-bata karena terlalu syok, tiba-tiba pandangan ku menggelap dan aku tidak ingat apapun.
            Ketika itu berjalan menuju ke ruangan di dalam itu ada 2 orang laki-laki, mereka memegang pistol di tangan kanan dan tangan kiri memegang mawar. Mereka saling berhadapan mulai mengarahkan pistol pada sasaran mereka, lantai saat itu juga berubah lantai yang mengarah pada laki-laki yang berbaju jas hitam dipenuhi banyak darah sedangkan laki-laki yang berbaju jas putih dipenuhi oleh banyak kelopak mawar merah. Mereka berdua sama-sama tersenyum ke arah ku lalu berkata “Kemarilah!” bersamaan, setelah mengatakan hal itu mereka berdua menarik pelatuk nya “HENTIKAN!!!” teriak ku lalu aku tersadar.
“Siapa mereka?” Tanya seseorang dari geng Victory yang tidak salah bernama Vero padaku “Siapa maksudmu?” Tanya Kakak Tanto pada Vero “Kakak! kenapa bisa di sini? Kakak kenal dengan mereka? KAKAK JAWAB!!” Tanya ku dengan marah dan bingung “Tenang… tenang… Kris. Kakak bias jelasin.” Balas Kakak sambil mencoba menenangkan ku “kalau begitu jawab, Kakak kenal dengan mereka? Sejak kapan?” Tanya ku dengan cepat “Kakak kenal, kenal mereka dari lama dan 1 tahun lalu kami bertemu kembali karena dirimu Kris. Karena kamu dalam bahaya dan Kakak tidak bisa melindungimu seorang diri” ujar Kakak dengan pasrah “DARI SIAPA? MELINDUNGI KU DARI SIAPA? HAH!!!” teriak ku frustasi “Dari penyihir ‘G’” jawab Kakak “Hahahaha…hahaha Kakak jangan bercanda, Hari ini aku tidak ulang tahun dan jika ini lelucon maka ini yang paling buruk yang Kakak buat!” ucap setelah tertawa yang tidak tulus sama sekali bahkan itu bukan termasuk tertawa melainkan rasa frustasi ku “Kau tidak percaya?” Tanya Kakak benar-benar pasrah “Tentu saja! Kakak kira aku anak kecil yang percaya dengan hal seperti, Hah!!!” jawab ku kesal “Kalau begitu, Maafkan Kakak!” ucap Kakak lalu mundur menghilang tergantikan sosok-sosok anggota geng Victory.
 “Aku duluan ya?” Tanya Vicky setelah itu sedetik kemudian dia menghilang, aku kaget melihat apa yang dapat dilakukan oleh Vicky lalu dia muncul kembali dengan tersenyum. “Yogi, kamu!” suruh Vicky lalu Yogi yang berdiri disebalah kanan ranjangku berpindah ke sisi kiri ranjang ku dalam sekejap mata, dilanjutkan dengan “Aku ya?” sahut Vero sambil tersenyum kearah ku tapi aku sangat tidak suka dengan senyuman itu “Kau tidak suka, karena aku tersenyum seperti ini” ucap Vero membuat ku tercengang dan mencoba untuk mengulanginya…
“Kalian monster, Kakak ku gila!”
“Kalian monster, Kakak ku gila!”
Ucap ku bersamaan dengan Vero “bagaimana bisa?” Tanyaku dalam pikiran ku lagi-lagi dia menjawabnya “Tentu aku bisa!” dengan senyuman yang sama. “Giliran nya aku ya? Kamu suka api tidak, cantik ?” Tanya Bagas dengan cengengesan, tapi aku yang tidak berniat menjawabnya sama sekali lalu dia mencoba menarik perhatian ku dengan cara melambaikan tangan lalu setelah aku melihat kearahnya dia menjentikkan jarinya kemudian keluarlah api yang menyala dari ujung dari yang di jentikkannya tadi bukannya takut, aku hanya kaget lalu dia mengepalkan tangannya api itu menghilang.
Dan terakhir adalah Retno dia sangat diam di banding yang lain tapi aku tidak tertipu karena aku juga belum tau apa kekuatan nya, “Hmm…, Kristal boleh aku pinjem tangan mu sebentar nggak?” Tanyanya dengan sopan bahkan bisa di bilang sangat sopan, karena sudah terlalu jauh aku memilih untuk memberikan tanganku meski aku tidak tau apa yang akan dilakukannya, Retno mengambil gelas yang berisi air di meja lalu tersenyum padaku setelah itu dia menyiramkan air itu keatas kepala ku. Aku yang melihat hal itu berusaha berlindung dengan tangan ku yang sedang dipegang Retno tapi dia tetap tidak melepaskannya, setelah beberapa saat aku menyadari kenapa air tidak kunjung membasahi ku ternyata tetesan air itu berhenti di udara lalu Retno mengelap butiran itu dengan kain yang sudah di siapkannya.
“Kau lihat? Mereka bukanlah Ilusi, mereka memang benar ada. Kau bahkan dapat menyentuh mereka ‘kan?” Ucap Kakak yang ternyata tidak ikut berhenti begitu juga geng Victory. Memang mereka nyata tapi aku tidak dapat mencerna apapun yang baru saja ku saksikan “LEPASKAN!!” geramku melepaskan gengaman Retno dengan kasar lalu aku turun dari ranjang berlari menuju kearah Kakak yang berada diluar kamar, saat aku menghampirinya bulir-bulir bening telah menetes dari pelupuk matanya. “Kakak, Kristal mimpi ‘kan? Kita pulang kerumah yuk! Ayah dan Ibu pasti sedang menunggu kita.” Ucap ku disertai dengan tangisan tapi tidak kunjung mendapat jawaban “KAKAK!!! AYO PULANG!!!” teriak ku histeris pada Kakak, Kakak memegang kedua bahu ku dengan kuat lalu menatapku dan berkata “ORANGTUA KITA SUDAH MENINGGAL!!! MEREKA SUDAH TIDAK ADA DI DUNIA INI LAGI!!! KAU HARUS TERIMA ITU!!!” dengan tegas dan itu membuat ku sangat-sangat bingung, tidak percaya semua nya terasa seperti kebohongan “Ini bukan kenyataan!!! Ini bukan kenyataan!!” ucapku dalam hati berkali-kali, aku merasa kalau Kakak memeluk ku kemudian semua gelap.
AUTHOR POV…
Kristal tidak menerima apa yang dikatakan oleh Kakaknya Tanto lalu tubuhnya merosot ke lantai masih dalam posisi menutup kedua telinganya. Tapi tanpa sadar kekuatan Kristal keluar hingga membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu panik “Gawat! Kekuatannya bangkit” ujar Tanto pada yang lain “Vero, hentikan pikirannya!” suruh Tanto “Tidak bisa! Dia terlalu kuat” jawab Vero “Kalau begitu pakai Api ku saja!” usul Bagas “Jangan! Itu akan melukainya” sahut Vicky “Giliran aku!” ucap Tanto lalu memeluk Kristal setelah itu Kristal tidak sadarkan diri lalu Tanto dengan cepat menggendong Kristal ke tempat tidurnya.
Suasana setelah itu sangat-sangatlah kacau, bagaimana tidak kacau semua barang-barang terlempar dari tempatnya, kaca seluruh rumah juga pecah. “Jadi hanya kau yang bisa menghentikan dia?” Tanya Vicky “Iya, sepertinya begitu untuk saat ini!” jawab Tanto dengan menghembuskan napas panjang “Tapi aku masih penasaran, siapa 2 orang laki-laki dalam mimpinya?” ucap Vero yang sukses membuat mata semua orang tertuju padanya. “Mimpi yang tadi kau bicarakan saat Kristal sadar?” Tanya Tanto serius “Iya, tadinya aku berniat bertanya padanya tapi kelihatannya dia sangat syok hingga kekuatannya tidak dapat di kendalikan lagi oleh gelang nya” jawab Vero “Kurasa Vero benar, lihatlah! Rumah ini adalah ekspresi dari rasa syok Kristal” sahut Bagas sambil memandang keseluruh ruangan yang kini berantakan. “Aku takut karena kekuatannya dia akan berpihak pada Penyihir ‘G’ karena kita telah membohonginya selama ini.” ujar Tanto khawatir “Tenanglah! Aku yakin Kristal akan mengerti cepat atau lambat.” Sahut Vero menenangkan Tanto.
Pagi Hari…
Kristal Pov
Aku terbangun dari tidur ku, aku masih berada di kamar tempat geng Victory dan Kakak menjelaskan kematian Orangtua ku “Ini pasti mimpi!” ucapku lalu segera menuruni anak tangga menuju kamar mandi lalu mencuci muka ku tapi tidak ada yang berubah “Tidak! Ini pasti mimpi!!!” geram ku sambil memukul-mukul kepala ku dengan keras tapi seseorang menghentikan diriku “Berhenti! Kau hanya menyakiti dirimu saja, ini tidak bisa mengubah kenyataan yang sebenarnya.” Ucap Retno dengan nada menenangkan lalu dia membungkus tubuhku dengan handuk dan berkata “Mandilah setelah itu berpakaian sekolah, semua menunggu mu di meja makan.” Tambahnya tak lupa dengan tersenyum lalu menutup pintu kamar mandi. Setelah selesai berpakaian aku baru membuka pintu kamar ternyata di depan pintu ada Retno, dia menunggu ku lalu membawa ku ke ruang makan yang termasuk besar untuk 7 orang.
Semua orang telah berkumpul : Kakak, Geng Victory,…. Tunggu perempuan itu siapa? Kenapa matanya berwarna merah? Kenapa dia sangat dekat dengan Kakakku? Pikirku belum bertanya Vero sudah menjawabnya duluan “Oh.., dia itu pacar Kakak mu. Namanya Anggun”. Ternyata perempuan itu adalah pacar Kakak, tunggu apa dia manusia Normal? “Dia punya kekuatan sama seperti kita tapi kekuatannya yang beda, dia dapat melihat masa depan” lagi-lagi Vero membaca pikiran ku, itu membuat marah karena seakan tidak ada privasi sama sekali di kepalaku. “Anggun Sayang…, bisa kau tunjukkan kekuatan mu?” pinta Kakak manja pada perempuan yang bernama Anggun itu, melihat Kakak seperti itu rasanya aku merinding ketakutan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Soalnya ini pertama kalinya aku melihat Kakak bersikap manja, dan bilang sayang juga raut wajahnya dibuat sok imut gitu.
“Baiklah sayang, Tapi ini bukan untuk kamu tapi untuk Adik Ipar ku yang sangat cantik ini!” jawab Anggun lalu langsung menatap “Adik Ipar! Kemarikan tangan mu, sebentar saja!” ucap Kak Anggun dengan lembut, aku hanya memberikan tangan ku karena aku tidak berselera untuk menjawab apa lagi berbicara.
“TIDAKK! Adik Ipar ?! Kau tidak akan benar-benar melakukan nya ‘kan?!” ujar Kak Anggun yang bias dikatakan hampir termasuk teriak histeris yang membuat semua orang menatap kami termasuk Kakak “Apa yang terjadi, sayang?” Tanya Kakak cemas pada Kak Anggun tapi sepertinya dia berusaha menutup sesuatu dari ku “Tidak apa-apa!” jawab Kak Anggun “Semuanya, Ayo kumpul diruang tengah sebentar!” tambahnya semua orang berdiri tapi aku tidak dalam minat untuk bergabung, dan memilih tetap ditempatku. Semua orang meninggalkan ku kecuali Vero, tapi setelah ku piker lagi dia ‘kan bias baca pikiran hingga tidak perlu kumpul “Kau benar sekali!” balas Vero lalu tersenyum pada ku tapi aku tidak menanggapinya.
Kemudian semua orang kembali ke ruang makan untuk saran tapi suasana menjadi sunyi hingga Kakak memulai pembicaraan “Hari ini Kakak anterin ya? Atau kamu mau berangkat bareng dengan mereka?” Tanya Kakak lalu memunculkan senyum jahilnya “Aku mau berangkat sendiri. Kakak dan kalian sebaiknya berangkat duluan aja!” jawab ku lalu berdiri lalu pergi mandi tanpa menyentuh sarapan ku sama sekali. Setelah selesai mandi aku sedang bersiap-siap lalu seseorang mengetuk pintuk kamar ku “TOK…TOK…” lalu aku membuka pintu kamar ku ternyata itu Kakak “Hai Cantik, kamu tidak mau berangkat dengan Kakak ya?” tanyanya dengan senyum tapi aku tidak ingin menjawabnya dan tidak merespon “Kau benci dengan Kakak ya? Karena telah berbohong dengan mu selama ini?” Tanya Kakak lagi tapi kali ini nadanya seperti sedang memohon untuk aku memaafkannya. Tapi aku memilih pergi meninggalkan kamar lalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki ke halte bus terdekat.
Aku sampai di sekolah saat akan memasuki gerbang sekolah aku melihat Intan sedang berjalan dan aku pun menyapa nya “Pagi Intan!” “Pagi, Kristal” balasnya dengan senyum “Gimana kabarmu? Baik-baik saja?”Tanya ku “Aku baik, kamu sendiri?” jawabnya “Aku baik sekali. Kamu tidak dikerjain lagi sama dengan Angel?” balas ku dengan hati-hati “Tentu saja tidak. Kalau pun dikerjai lagi ‘kan ada kamu Kristal, kamu mau ‘kan jadi sahabat aku?” ucapnya serius lalu aku tersenyum dan berkata “Tentu saja lah. Aku pasti mau!” tanpa sadar kami telah sampai di depan kelasnya Intan lalu dia masuk ke kelasnya sedangkan aku berjalan lagi tapi terdengar suara yang memanggil ku “Hai Kristal !!!” dengan suara lantang.
Aku mengenali suara itu tidak lain adalah Rizal mau tidak mau aku menegokkan kepala ku kearah nya “Kamu baru berangkat ya, Zal?” Tanya ku “Iya nih, jalannya tadi macet.” Jawabnya “Ayo cepat kita masuk ini pelajaran Bu Ning, tidak boleh telat!” tambahnya lagi lalu langsung menarik tanganku hingga ikut berlari bersama dengannya ke kelas “Ayo Kris!!! Cepat!!! Nanti kita telat!!” ucapnya masih menarik tangan ku “UH..UH...UH…, pelan-pelan aja Zal, aku cape tau!” balasku sambil kehabisan napas karena berlari. Kami sampai ke kelas tapi sayang sekali bu Ning ternyata lebih cepat dari kami, Akhirnya kami pun dihukum hingga waktu istirahat kedua dengan berdiri satu kaki diangkat di koridor sekolah.
“Huft… kita lari tetap saja dihukum, harusnya tadi jalan saja Zal!” eluhku pada Rizal disamping ku “Sudah! Jangan mengeluh terus!” sahut Rizal yang tumben bijak “Tapi aku tidak masalah kalo di hokum ama cewe cantik kaya kamu!” tambahnya membuat ku menarik lagi pujian yang baru saja ku pikirkan lalu aku mengambil satu langkah menjauh darinya.
Saat istirahat mata ku mulai terasa menggelap, kepala ku terasa sangat sakit mungkin karena tadi pagi aku tidak sarapan, setelah itu aku tidak merasakan apa-apa lagi semua nya berubah gelap.
AUTHOR POV…
“BUK!!” tiba-tiba tubuh Kristal jatuh untunglah saat itu Geng Victory sedang berada di koridor hingga Rizal menyerahkan Kristal kepada Geng Victory dengan sigap Bagas membawa Kristal ke UKS di ikuti dengan anggota lainnya. Setelah membaringkan tubuh Kristal langsung menyelimut dengan selimut yang ada didalam UKS. “Bagaimana ini? Dia akan baik-baik saja ‘kan?” Tanya Retno “Dia akan baik-baik saja ini karena dia tidak sarapan saja!” sahut Vicky “Baguslah dari pada dia kenapa-napa.”ucap Bagas lega “Tapi aku khawatir jika dia masih syok dengan kemarin, mungkin dia akan mengambil jalan yang salah hingga membuatnya dalam bahaya” ujar Vero sambil menatap Kristal yang tertidur “Kalau begitu kita suruh saja Tanto dan Anggun memutuskan” usul Yogi dingin lalu pergi dari UKS menghilang entah kemana.
“Dimana aku ?” Tanya Kristal “Kau ada di UKS, tadi kau pingsan saat dihukum makanya kami bawa kemari!” ucap Retno “Iya, Cantik!” tambah Bagas “Lain kali sarapan dulu supaya tidak pingsan kaya gini!” ucap Vicky mencoba menjahili Kristal, Vero yang mendengar Kristal masuk dan berkata “Syukurlah kamu sudah bangun! Pulang kau mau di jemput Kakak mu atau dengan kami?” dengan senyum “Tidak, Terima kasih, aku pulang dengan Kakak saja. Kalian pulang duluan” jawab Kristal dengan dingin lalu bersiap berdiri “Kau yakin sanggup berdiri dan jalan?” Tanya Vicky khawatir “Aku bisa!” balas Kristal lalu turun dari ranjang dan berjalan pergi meski tidak seimbang tetap saja dipaksa berjalan.
Kristal tidak perduli apakah Vero membaca pikirannya atau tidak yang di inginkan Kristal ialah kembali ke kehidupan yang seperti dulu atau tidak, berharap terbangun dan ini semua adalah mimpi. Sedangkan Geng Victory memperhatikan Kristal “Bagaimana ini? Kita tidak bisa mengubah pikirannya.” Tanya Retno cemas “Tenang saja! Selama ini dia aman dan dia akan aman sampai…” ucapan Vero terhenti dan menghela napas.
Selama pelajaran semua Geng Victory melihat cemas kearah Kristal. Kristal tau bahwa Geng Victory memandanginya tapi kenapa disana tidak ada Yogi, sosok yang membuat Kristal penasaran. Pandangan Kristal tidak sengaja bertemu dengan pandangan Vero sepertinya Vero telah membaca pikiran Kristal lagi tapi Kristal menanggapinya dengan membuang muka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar