AWAL
KEHIDUPAN
Saat
itu aku berdiri di tengah ruangan kosong. Di ruangan itu ada 2 pintu, di kanan
dan kirinya dari pintu itu keluar 2 pemuda, yang kanan memakai setelan jas
hitam dan yang kirinya memakai setelan jas putih. Mereka membawa pistol di
tangan mereka, muka mereka tidak terlihat dan samar, mereka melihat ke arahku.
Pemuda yang memakai jas hitam tersenyum dingin padaku, sedangkan pemuda yang
berjas putih tersenyum hangat padaku. Mereka memakai gelang yang pernah dia
lihat pada mimpinya, gelang berbatu biru yang akan menunjukkan siapa sebenarnya
jati diri dari diriku. Mereka saling berhadapan, aku berusaha memanggil mereka,
tetapi mereka tak memperdulikan . “HENTIKAAANNN!!!!!” teriak ku. Mereka
menembak satu sama lain “ohh tuhan… aku harus bagaimana” mereka menarik
pelatuknya. “Kring… kring… kring!!!” bunyi alarm ku, aku terbangun untuk ke-17
kali aku bermimpi tentang ruangan itu dan 2 orang pemuda yang akan saling
membunuh itu.
Ini
adalah mimpi anehku, setelah aku bermimpi bahwa jika aku menemukkan pria yang
memakai gelang batu biru itu, aku akan mengetahui siapa diriku. Kenapa aku
tidak bisa merasakan sakit dan juga bahagia, hidupku biasa saja dengan keluarga
kecilku. Hanya ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki yang selalu menjahiliku.
“Kristal bangun!!!” suara seorang perempuan paruh baya yang tidak lain ibu ku.
Aku segera bangun karena aku ingat hari ini hari pertama aku masuk sekolah
baru.
Tepatnya
sekolah dari kakak ku yang jahil dan selalu menunggu diriku. “Kristal kamu
berangkat dengan kakakmu yah???” ucap ayah. “Aku tidak mau” ucapku. “Ayo
kitakan sejalan” ucap kakak kepada ku dengan hangat. Aku terheran sampai-
sampai aku tidak sarapan karena kesiangan, akhirnya aku memilih menaiki mobil
kakakku, tapi aku heran karena sikapnya berubah menjadi sangat baik padaku. “mungkin dia mulai menyadari bahwa aku
pintar, karena selama ini dia selalu menganggap aku bodoh lah, mirip anak kecil
lah, dan lain- lain” Pikir ku.
Akhirnya
aku membuka pembicaraan di mobil “kakak, baik- baik saja kan???” tanyaku dengan
sedikit khawatir. Dengan hangat dia menjawab,”aku baik- baik saja, memangnya
kenapa???” ”Soalnya sikap kakak berubah menjadi hangat, manis, dan sopan
padaku, saat pagi juga begitu” ujarku semakin khawatir. “Kakak baru saja sadar,
bahwa adik kakak yang manis sudah besar” J ucapnya sambil
menyubit pipiku dengan gemas. Aku pun melepaskan cubit pipi kakakku, dengan
berkata, “Hentikan kak,,sakiiit…!!!” eluhku sambil
mengelus pipiku yang kemerahan.
Tanpa
di sadari kami telah sampai di depan sekolah baruku. Bangunannya besar tapi
tidak megah banget. Aku masuk dengan senang dan berkata,” Asiikk,,,, sekolah
ini menyenangkan banget” tapi ketika aku masuk ke sekolah, kakak memanggilku,
dan dia memberi ku sebuah gelang, dan berkata, “nih, adikku tercantik,,, hadiah
masuk sekolah” tanpa sadar kakak keluar dari mobilnya lalu memelukku. Tapi aku
segera melepas pelukannya. “Kakak apaan sih!! Pake meluk- meluk lagi, malu tau”
ujar ku marah karena malu, tapi kakakku malah mencubit pipiku lagi, lalu
berkata, “Sekarang sudah tau malu yah? Sudah besar ya adik kecil kakak” “Sudah
kak! sakit, sana berangkat nanti telat loh?!” ucapku sambil menunjuk ke-jam
yang ku pakai. “iya cewek cantik,,, aku berangkat” ucapnya menggoda aku. “Nanti
pulangnya kakak jemput ya…?” sambungnya .
Untuk
membuatnya segera pergi akupun mengangukan kepala dengan cepat.Aku segera masuk
ke sekolah…..Aku berkeliling dengan senang lalu berkata ”sekolah ini
menyenangkan, baru dan sepertinya asyik!!!”.
Akupun
memasuki deretan bangunan sekolah lalu aku bertemu dengan 2 orang yang
tingkahnya seperti kekasih jalan berdua tapi mereka berantem gitu deh. Mereka menghampiri aku yang
kebingungan mencari ruang guru. Ucap Cewek “Hai kamu murid baru yang itu yah ?
Kenalin aku Indah dan ini anak buangan (Ucapnya mengejek pemuda di samping nya)
” Balas Cowok “Hai namaku Rizal kamu nggak usah dengerin dia.Dia sepupuku yang
gagguan. Namamu siapa?(Sambil membalas ejekan Indah).”
“Hai
aku Kristal. Kalian sepupu rupanya, aku kira kalian pacaran, kalian kelas
mana..?” Tanya Kristal “Aku dari kelas IPA D dan dia kelas IPA G.”jawab Indah ”kalau
soal pacaran tadi semua orang yang baru masuk memang mengiranya kami pacaran.”tambah
Rizal “Oh begitu rupanya. Kalian bisa nggak anterin aku ke ruang guru?” Tanya
Kristal “Tentu saja buat cewek cantik.”sahut Rizal “Mulai lagi deh buayanya”
Ucap Indah pada Kristal
Mereka pergi ke
ruang guru untuk mengambil jadwal ketika sampai. “Nah kita sudah sampai. Kamu
tinggal masuk aja” ucap Indah sambil menunjukan pintunya dan meja bu Ning “Dah….Kriistal”
ucap Rizal sambil bajunya ditarik Indah. “Terima kasih” balas Krital senyum
hangat pada mereka. Aku pun masuk ke dalam lalu mencari bu Ning ketika sedang
mencari, aku melihat seorang pemuda tengah dihukum. Dia melihat padaku, aku pun
segera membuang pandanganku.
Akhirnya aku
menemukan Bu Ning kebetulan hari ini Bu Ning mengajar di kelas ku jadi sekalian
saja jalan sama Bu Ning. Kami pun sampai di kelas yang baru buatku, Bu Ning
menyuruhku tunggu di luar sampai Bu Ning memanggilku. Aku pun setuju dengan Bu
Ning
Bu
Ning”Anak-anak kita ada murid baru. Tolong bersikap dengan baik dan berteman
dengannya.”
Murid-murid
menjawab dengan malas “iya bu….”
“silakan
masuk…”ucap Bu Ning padaku dengan hangat. aku pun menjawab “iya bu” ketika aku
masuk semua anak menatapku dengan serius semua menjadi sunyi. Syukurlah,
situasi itu tidak bertahan lama. Bu Ning segera berkata”Kenalkan dirimu!”
dengan segera aku mengenalkan diriku “kenalkan namaku Kristal Aningdita”
“Nah sekarang kamu
boleh duduk dimana saja” ujar Bu Ning.
Karena semua gadis melihat ku dengan
mata seakan – akan memakan ku jadi aku memilih duduk disamping Rizal, laki-laki
yang tadi mengantarku ke ruang guru dia menyapaku dengan hangat lalu berkata
“Wah… kita bertemu lagi yah Kristal” dengan Senang sekali.
Disisi lain aku melihat pemuda yang
tadi dihukum diruang guru tetapi tiba-tiba dia menatapku dengan dingin. Akupun
memalingkan wajahku darinya.
Aku bertanya
pada Rizal tentangnya “Rizal, cowok itu siapa sih?”
“Oh …dia namanya
Vicky, dia ketua geng, geng yang paling popular dikalangan gadis disekolah ini
tapi dia tidak pernah memiliki seorang pun pacar bahkan katanya dia belum
pernah pacaran. Dia juga hanya bergaul dengan anggota gengnya saja seperti
Retno, Yogi, Bagas, dan Vero”
“Oh…
begitu”ucapku pada Rizal “kenapa aku merasa cowok itu serasa familiar dan
kenapa aku selalu berpikir dan penasaran kepadanya padahal kami baru
bertemu”hanya pikiran itu saja yang terbayang dalam pikiranku.
Tapi seketika buyar karena saat bel
isterahat berbunyi Rizal mengajakku ke Kantin”Ayo kita ke Kantin aku traktir
karena kamu baru masuk”ucapnya dengan senyum aku pun mengiyakan ajakan Rizal
tapi sebelumnya kami ke kelas Indah terlebih dahulu karena Rizal selalu
beristerahat bersama Indah setelah dari kelas Indah, aku ingin buang air kecil.
Akhirnya aku
berkata”Aku ke kamar mandi dulu ya? Kalian duluan saja nanti aku menyusul” pada
Rizal dan Indah
“Indah kamu
temenin Kristal gih...” ucap Rizal tetapi aku segera menjawab ucapan Rizal “Nggak
usah aku sendiri juga bisa”
“kamu
yakin?”tanya Indah padaku “aku yakin… beneran!”sahutku yakin pada mereka
berdua.
“tapi cepat ya!
Masa yang menjadi bintang utama nggak ada sih?! Jangan kesasar loh!”ucap Indah
menjahiliku dengan ucapannya.
“Iya. Bawel sekali!”
ucapku membalas sikap jahil Indah.
Akupun berjalan berlawanan dengan
Rizal dan Indah. Aku sampai ke kamar mandi, aku bertemu dengan gadis yang Tag Name
bertuliskan ANGEL. Saat itu dia sedang mengerjai gadis yang kabarnya sedang
dekat dengan Yogi Victory tidak lain gebetan Angel, aku pun segera menolong
gadis yang sedang dikerjai yang bernama Intan yang telah dikerjai hamper
dilempar telur busuk.
Aku segera berkata “Hentikan!!!
Kalian lagi berbuat apa?! Kalian tidak berperi kemanusiaan!!” dengan nada tegas
“Wah… lihat ada pahlawan baru nih!” ucap Angel dengan nada mengejek. Setelah
itu salah satu gadis dari geng Angel mendekat dan membisikan sesuatu pada Angel
“Oh.., ternyata ini murid baru yang katanya cantik banget! Mukanya…. Lumayan!!”
ucap Angel sambil melihat diriku dari atas sampai bawah, setelah itu dia
mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berkata “Geng Victory itu milikku, jika
kau sentuh salah satunya Akan ku BUNUH kau!” dengan nada mengancam.
Setelah itu
Angel berbalik untuk meninggalkan kami tapi sebelum pergi dia berkata “Kali ini
aku lepaskan kau karena ada anak baru, lain kali tamatlah riwayat mu!” dengan
nada yang sama saat berbisik padaku lalu pergi.
Aku membantu
Intan lalu aku bertanya “Bagaimana ceritanya kamu bias dikerjai hingga seperti
ini? Tadi aku dengar kamu dikerjai karena kamu dekat dengan Yogi. Kamu namanya
Intan ya?” “Iya, aku cuma dekat sama Yogi itupun aku cuma dianterin pulang sama
Yogi, memang Yogi menawari aku pulang sampai dirumah tapi aku hanya diantar
sampai pertigaan sebelum rumahku karena aku minta diturunin disitu, hanya itu
tidak lebih. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Yogi.” Ucap Intan
sambil menangis tersedu-sedu di WC.
“Nih, kebetulan
aku bawa baju, kamu pakai saja! Supaya tidak masuk angin.” Ucap ku dengan
senyum pada Intan lalu Intan membalas senyuman ku lalu bertanya “Terima kasih,
namamu Kristal ya?” “Iya, aku Kristal murid baru dikelas IPA G. Kamu kelas
mana?” Tanya ku “Aku kelas IPA C” jawab Intan “Oh, begitu! Mau ikut aku ke
kantin nggak?” ajak ku “Tidak, terima kasih mungkin lain kali” ucapnya dengan
ramah.
Aku pun pergi dari WC dengan meninggalkan
Intan yang telah berganti baju.
Aku
segera menuju kantin, disana Rizal dan Indah telah menunggu aku segera
menghampiri mereka lalu meminta maaf dan menjelaskan alasan mengapa aku telat
lalu Rizal berkata “Itu sih biasa, Si Angel selalu saja mengerjai anak-anak
yang ketahuan mendekati anggota Victory padahal sebenarnya dia mengejar Vicky.
Hanya saja, Vicky selalu acuh dengan nya” “Vicky bukannya acuh padanya tapi
pada setiap gadis, sikap dinginnya berakibat banyak gadis yang mengejarnya
menjadi sedih, bahkan terluka.” Tambah Indah. “Oh… begitu rupanya kasihan gadis
seperti Intan ya?” kata ku “Itulah nasib nya bila dekat-dekat dengan Victory” balas
Indah.
Bel masuk
berbunyi, kami pun segera menuju ke kelas tapi saat di kelas aku tidak melihat
Vicky dan gengnya. Mungkin kah mereka tidak suka dengan ku sehingga mereka
meninggalkan pelajaran? Selama pelajaran berlangsung aku mengabaikan semua
ucapan Rizal yang ada di sampingku tidak terasa waktunya pulang.
Bel pulang pun
berbunyi “TING…TONG…TING….TONG”
Rizal menawariku
“Mau pulang bareng dengan ku?” “Tidak usah! Hari ini aku dijemput kakak ku
mungkin lain kali.” Ucap ku dengan tersenyum. “Oh…begitu ya. Kalau begitu aku
pulang duluan ya?” ucap Rizal lalu pergi sedangkan aku hanya tersenyum.
“Kakak mana
sih?! Kok Lama!!” eluhku yang telah menunggu selama satu setengah jam karena
kehabisan kesabaran aku menelepon kakak ku “Halo.., Kakak lagi dimana? Kok lama
?! aku sudah nunggu satu setengah jam nih!!!” ucapku dengan nada kesal “Iya,
maaf. Mobil kakak masuk bengkel karena ada masalah dengan mesinnya. Jadi kamu
pulang saja, dekat kok dari rumah kamu ambil jalan disamping kiri sekolahmu.
Kalau begitu sampai jumpa dirumah ya, cantik!” ucapnya tanpa rasa bersalah lalu
mematikan teleponnya.
“IHK!!! Kesal
!!! Kenapa nggak bilang dari tadi jadinya aku numpang ama Rizal aja” eluh ku
sepanjang meskipun begitu aku merasa seperti ada yang mengawasiku.
Aku mempercepat
jalan ku dari depan ku datang motor dengan kecepatan tinggi seperti akan
menabrak diriku. Aku pikir akan tertabrak tapi sedetik kemudian tangan ku
ditarik oleh seseorang ternyata orang itu adalah Vicky orang yang tadi kucari,
dia menarik tanganku hingga posisiku berada ditengah pelukkannya tapi kenapa
tubuhnya sedingin es tidak seperti manusia biasa. Meskipun begitu jarak
diantara kami begitu dekat membuat jantungku berdetak kencang karena pria
berwajah putih, berambut hitam mengkilap, serta tinggi 180 cm itu berada di
depanku.
Pria bermotor
itu kembali lagi, kali ini dia benar-benar mengincarku. Dia pacu motornya
dengan kecepatan maksimal “BRUNG…BRUNG” motornya melaju kearah kami dengan
cepat, Vicky menghindar lalu menarik pria itu sehingga motornya melaju sendiri
tanpa pengendali motor. Mereka pun berkelahi “BRUK…DUK…BRUK” Vicky hamper saja
dipukul memakai kayu yang ada disana tapi syukur dia bisa menghindari pukulan
kayu itu.
Aku tercengang dan syok karena Vicky
memukuli orang itu dengan sadis hingga darahnya kemana-mana bukan hanya
ditangannya saja bahkan sampai ke jalan dan jatuh ke tanah “HENTIKKAN!!!”
teriak ku menghentikkan pukulan terakhir dari Vicky. Vicky segera menghampiriku
yang dalam posisi syok melihat darah yang telah banyak berceceran dimana-mana
bahkan tangan Vicky juga. Aku berusaha menghindari Vicky yang berusaha
menenangkan ku karena ketakutan tetapi dia memelukku, pelukan itu membuatku
sadar tidak seharusnya aku lari dari seseorang yang telah menyelamatkan ku.
Setelah beberapa
saat dia melepaskan pelukannya lalu bertanya bertanya padaku “Kau baik-baik
saja?” Tanya nya khawatir padaku “a…a…aku baik…baik saja” ucapku terbata-bata
“Kau bisa berjalan tidak?” Tanya nya lagi “aku bisa berjalan” sambil mencoba
berdiri tapi karena keadaanku masih syok, aku pun tidak bisa berdiri diatas
kaki ku “Ayo naik ke punggung ku” katanya sambil membungkuk tapi aku
mengelengkan kepala menolak tawarannya lalu dia berkata “Ayo cepat! Katanya
kamu mau pulang!” dengan tegas padaku.
Akhirnya aku
naik ke punggung nya, kami berjalan menelusuri jalan sunyi tanpa saling
berbicara tapi beberapa saat kemudian Vicky mulai berbicara “Bagaimana seorang
cewe tanpa takut berjalan pulang sendiri? Kamu tidak takut kalau kenapa-napa?
Hah?!” “Nggak apa-apa, aku ‘kan berani” ucapku dengan nada menyombongkan diri
“Tapi kenapa kau bisa ada disini dan kenapa kau tau aku lewat sini?” sambungku
lagi “Tidak. Aku tadi lihat kamu lewat sini trus Fillingku kayaknya nggak baik
jadi sekalian jalan lewat sini aja”ucapnya “Tapi ‘kan kamu tadi tidak masuk
kelas. Kenapa?” Tanya ku runtut padanya “Emangnya gue harus jawab semua
pertanyaan lo!! Hah!!”ucapnya lagi.
Kami sampai
didepan rumahku “Ayo masuk! Minum dulu” ujarku dengan hangat “Tidak, terima
kasih” balasnya dengan dingin dan tidak menengok sama sekali padaku. Aku masuk
ke rumah lalu menutup pagar ternyata dalam rumah belum ada siapa-siapa “APA? Kok tasnya kakak ada disini? Apa dia
sudah pulang atau tadi pagi ketinggalan” pikirku sambil menaiki anak
tangga, aku segera melihat ke kamar kakak “Tapi kok kosong sih?”gumam ku “Lebih
baik aku minum dulu deh” ucap ku lalu pergi kearah kulkas dan mengambil air.
Ketika aku minum
tiba-tiba “DDOORRR!!!!” ada suara yang mengagetkan ku “UHK…UHK” aku tersedak
“Maaf ya Cantik” ucap nya setelah membuatku tersedak “KAKAK!!!” ucapku marah
“Cie…cie yang baru masuk sekolah udah pulang ama cowo nih!” sahutnya menggodaku.
“Itu semua gara-gara Kakak tau! Kalau Kakak
jemput aku, aku nggak mungkin pulang ama dia Kak!” balasku kesal “Apa gara-gara
Kakak juga kamu pulangnya digendong ama dia?” goda Kakak lagi “Namanya siapa
hayo?”tambah Kakak “Kakak!!!” ucapku sangat kesal “Cie…cie yang lagi sebel
karena disinggung nih?” ucap Kakak seolah tidak mau berhenti menggoda ku
“Terserah deh!” putusku lalu aku pergi meninggalkan Kakak dalam keadaan dia
masih tertawa mengejek ku.
“BRUK!!!” ku
tutup pintu kamar dengan keras tetapi marah ku langsung hilang karena melihat
gelang berbatu yang diberikan oleh Kakak ku, gelang itu bersinar ketika aku
marah “Meski dia Jahil dan iseng, dia Kakak ku yang sangat baik dan kusayangi.
Lagian dia udah kasih aku gelang masa aku nggak bisa sabar sedikit ?!!” gumam
ku sendiri.
“Kau baik-baik saja?” kata-kata Vicky
terus terulang di telinga ku. “Kenapa
tubuhnya terasa dingin sedingin es ? Padahal itu siang hari, cuacanya panas?
Kenapa dia bisa lewat jalan itu? Dan kenapa tiba-tiba dia bisa muncul
menyelamatkan ku padahal dia tidak masuk pelajaran atau pun disekolah?”
Semua pikiran ini terus berputar di dalam kepala ku.
Bagi yang ingin cerita lebih lanjut untuk komentar ya?!
BalasHapusTrus jangan copy paste karena ini murni cerita saya sendiri.
Have a nice read!!!
:) :) :)