Minggu, 30 Oktober 2016

MAGIC AND FATE part 1



AWAL KEHIDUPAN
Saat itu aku berdiri di tengah ruangan kosong. Di ruangan itu ada 2 pintu, di kanan dan kirinya dari pintu itu keluar 2 pemuda, yang kanan memakai setelan jas hitam dan yang kirinya memakai setelan jas putih. Mereka membawa pistol di tangan mereka, muka mereka tidak terlihat dan samar, mereka melihat ke arahku. Pemuda yang memakai jas hitam tersenyum dingin padaku, sedangkan pemuda yang berjas putih tersenyum hangat padaku. Mereka memakai gelang yang pernah dia lihat pada mimpinya, gelang berbatu biru yang akan menunjukkan siapa sebenarnya jati diri dari diriku. Mereka saling berhadapan, aku berusaha memanggil mereka, tetapi mereka tak memperdulikan . “HENTIKAAANNN!!!!!” teriak ku. Mereka menembak satu sama lain “ohh tuhan… aku harus bagaimana” mereka menarik pelatuknya. “Kring… kring… kring!!!” bunyi alarm ku, aku terbangun untuk ke-17 kali aku bermimpi tentang ruangan itu dan 2 orang pemuda yang akan saling membunuh itu.
            Ini adalah mimpi anehku, setelah aku bermimpi bahwa jika aku menemukkan pria yang memakai gelang batu biru itu, aku akan mengetahui siapa diriku. Kenapa aku tidak bisa merasakan sakit dan juga bahagia, hidupku biasa saja dengan keluarga kecilku. Hanya ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki yang selalu menjahiliku. “Kristal bangun!!!” suara seorang perempuan paruh baya yang tidak lain ibu ku. Aku segera bangun karena aku ingat hari ini hari pertama aku masuk sekolah baru.
Tepatnya sekolah dari kakak ku yang jahil dan selalu menunggu diriku. “Kristal kamu berangkat dengan kakakmu yah???” ucap ayah. “Aku tidak mau” ucapku. “Ayo kitakan sejalan” ucap kakak kepada ku dengan hangat. Aku terheran sampai- sampai aku tidak sarapan karena kesiangan, akhirnya aku memilih menaiki mobil kakakku, tapi aku heran karena sikapnya berubah menjadi sangat baik padaku. “mungkin dia mulai menyadari bahwa aku pintar, karena selama ini dia selalu menganggap aku bodoh lah, mirip anak kecil lah, dan lain- lain” Pikir ku.
Akhirnya aku membuka pembicaraan di mobil “kakak, baik- baik saja kan???” tanyaku dengan sedikit khawatir. Dengan hangat dia menjawab,”aku baik- baik saja, memangnya kenapa???” ”Soalnya sikap kakak berubah menjadi hangat, manis, dan sopan padaku, saat pagi juga begitu” ujarku semakin khawatir. “Kakak baru saja sadar, bahwa adik kakak yang manis sudah besar” J ucapnya sambil menyubit pipiku dengan gemas. Aku pun melepaskan cubit pipi kakakku, dengan berkata, “Hentikan kak,,sakiiit…!!!” eluhku sambil mengelus pipiku yang kemerahan.
Tanpa di sadari kami telah sampai di depan sekolah baruku. Bangunannya besar tapi tidak megah banget. Aku masuk dengan senang dan berkata,” Asiikk,,,, sekolah ini menyenangkan banget” tapi ketika aku masuk ke sekolah, kakak memanggilku, dan dia memberi ku sebuah gelang, dan berkata, “nih, adikku tercantik,,, hadiah masuk sekolah” tanpa sadar kakak keluar dari mobilnya lalu memelukku. Tapi aku segera melepas pelukannya. “Kakak apaan sih!! Pake meluk- meluk lagi, malu tau” ujar ku marah karena malu, tapi kakakku malah mencubit pipiku lagi, lalu berkata, “Sekarang sudah tau malu yah? Sudah besar ya adik kecil kakak” “Sudah kak! sakit, sana berangkat nanti telat loh?!” ucapku sambil menunjuk ke-jam yang ku pakai. “iya cewek cantik,,, aku berangkat” ucapnya menggoda aku. “Nanti pulangnya kakak jemput ya…?” sambungnya .
Untuk membuatnya segera pergi akupun mengangukan kepala dengan cepat.Aku segera masuk ke sekolah…..Aku berkeliling dengan senang lalu berkata ”sekolah ini menyenangkan, baru dan sepertinya asyik!!!”.
Akupun memasuki deretan bangunan sekolah lalu aku bertemu dengan 2 orang yang tingkahnya seperti kekasih jalan berdua tapi mereka berantem  gitu deh. Mereka menghampiri aku yang kebingungan mencari ruang guru. Ucap Cewek “Hai kamu murid baru yang itu yah ? Kenalin aku Indah dan ini anak buangan (Ucapnya mengejek pemuda di samping nya) ” Balas Cowok “Hai namaku Rizal kamu nggak usah dengerin dia.Dia sepupuku yang gagguan. Namamu siapa?(Sambil membalas ejekan Indah).”
“Hai aku Kristal. Kalian sepupu rupanya, aku kira kalian pacaran, kalian kelas mana..?” Tanya Kristal “Aku dari kelas IPA D dan dia kelas IPA G.”jawab Indah ”kalau soal pacaran tadi semua orang yang baru masuk memang mengiranya kami pacaran.”tambah Rizal “Oh begitu rupanya. Kalian bisa nggak anterin aku ke ruang guru?” Tanya Kristal “Tentu saja buat cewek cantik.”sahut Rizal “Mulai lagi deh buayanya” Ucap Indah pada Kristal
Mereka pergi ke ruang guru untuk mengambil jadwal ketika sampai. “Nah kita sudah sampai. Kamu tinggal masuk aja” ucap Indah sambil menunjukan pintunya dan meja bu Ning “Dah….Kriistal” ucap Rizal sambil bajunya ditarik Indah. “Terima kasih” balas Krital senyum hangat pada mereka. Aku pun masuk ke dalam lalu mencari bu Ning ketika sedang mencari, aku melihat seorang pemuda tengah dihukum. Dia melihat padaku, aku pun segera membuang pandanganku.
Akhirnya aku menemukan Bu Ning kebetulan hari ini Bu Ning mengajar di kelas ku jadi sekalian saja jalan sama Bu Ning. Kami pun sampai di kelas yang baru buatku, Bu Ning menyuruhku tunggu di luar sampai Bu Ning memanggilku. Aku pun setuju dengan Bu Ning
Bu Ning”Anak-anak kita ada murid baru. Tolong bersikap dengan baik dan berteman dengannya.”
Murid-murid menjawab dengan malas “iya bu….”
“silakan masuk…”ucap Bu Ning padaku dengan hangat. aku pun menjawab “iya bu” ketika aku masuk semua anak menatapku dengan serius semua menjadi sunyi. Syukurlah, situasi itu tidak bertahan lama. Bu Ning segera berkata”Kenalkan dirimu!” dengan segera aku mengenalkan diriku “kenalkan namaku Kristal Aningdita”
“Nah sekarang kamu boleh duduk dimana saja” ujar Bu Ning.
            Karena semua gadis melihat ku dengan mata seakan – akan memakan ku jadi aku memilih duduk disamping Rizal, laki-laki yang tadi mengantarku ke ruang guru dia menyapaku dengan hangat lalu berkata “Wah… kita bertemu lagi yah Kristal” dengan Senang sekali.
            Disisi lain aku melihat pemuda yang tadi dihukum diruang guru tetapi tiba-tiba dia menatapku dengan dingin. Akupun memalingkan wajahku darinya.
Aku bertanya pada Rizal tentangnya “Rizal, cowok itu siapa sih?”
“Oh …dia namanya Vicky, dia ketua geng, geng yang paling popular dikalangan gadis disekolah ini tapi dia tidak pernah memiliki seorang pun pacar bahkan katanya dia belum pernah pacaran. Dia juga hanya bergaul dengan anggota gengnya saja seperti Retno, Yogi, Bagas, dan Vero”
“Oh… begitu”ucapku pada Rizal “kenapa aku merasa cowok itu serasa familiar dan kenapa aku selalu berpikir dan penasaran kepadanya padahal kami baru bertemu”hanya pikiran itu saja yang terbayang dalam pikiranku.
            Tapi seketika buyar karena saat bel isterahat berbunyi Rizal mengajakku ke Kantin”Ayo kita ke Kantin aku traktir karena kamu baru masuk”ucapnya dengan senyum aku pun mengiyakan ajakan Rizal tapi sebelumnya kami ke kelas Indah terlebih dahulu karena Rizal selalu beristerahat bersama Indah setelah dari kelas Indah, aku ingin buang air kecil.
Akhirnya aku berkata”Aku ke kamar mandi dulu ya? Kalian duluan saja nanti aku menyusul” pada Rizal dan Indah
“Indah kamu temenin Kristal gih...” ucap Rizal tetapi aku segera menjawab ucapan Rizal “Nggak usah aku sendiri juga bisa”
“kamu yakin?”tanya Indah padaku “aku yakin… beneran!”sahutku yakin pada mereka berdua.
“tapi cepat ya! Masa yang menjadi bintang utama nggak ada sih?! Jangan kesasar loh!”ucap Indah menjahiliku dengan ucapannya.
“Iya. Bawel sekali!” ucapku membalas sikap jahil Indah.
            Akupun berjalan berlawanan dengan Rizal dan Indah. Aku sampai ke kamar mandi, aku bertemu dengan gadis yang Tag Name bertuliskan ANGEL. Saat itu dia sedang mengerjai gadis yang kabarnya sedang dekat dengan Yogi Victory tidak lain gebetan Angel, aku pun segera menolong gadis yang sedang dikerjai yang bernama Intan yang telah dikerjai hamper dilempar telur busuk.
            Aku segera berkata “Hentikan!!! Kalian lagi berbuat apa?! Kalian tidak berperi kemanusiaan!!” dengan nada tegas “Wah… lihat ada pahlawan baru nih!” ucap Angel dengan nada mengejek. Setelah itu salah satu gadis dari geng Angel mendekat dan membisikan sesuatu pada Angel “Oh.., ternyata ini murid baru yang katanya cantik banget! Mukanya…. Lumayan!!” ucap Angel sambil melihat diriku dari atas sampai bawah, setelah itu dia mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berkata “Geng Victory itu milikku, jika kau sentuh salah satunya Akan ku BUNUH kau!” dengan nada mengancam.
Setelah itu Angel berbalik untuk meninggalkan kami tapi sebelum pergi dia berkata “Kali ini aku lepaskan kau karena ada anak baru, lain kali tamatlah riwayat mu!” dengan nada yang sama saat berbisik padaku lalu pergi.
Aku membantu Intan lalu aku bertanya “Bagaimana ceritanya kamu bias dikerjai hingga seperti ini? Tadi aku dengar kamu dikerjai karena kamu dekat dengan Yogi. Kamu namanya Intan ya?” “Iya, aku cuma dekat sama Yogi itupun aku cuma dianterin pulang sama Yogi, memang Yogi menawari aku pulang sampai dirumah tapi aku hanya diantar sampai pertigaan sebelum rumahku karena aku minta diturunin disitu, hanya itu tidak lebih. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Yogi.” Ucap Intan sambil menangis tersedu-sedu di WC.
“Nih, kebetulan aku bawa baju, kamu pakai saja! Supaya tidak masuk angin.” Ucap ku dengan senyum pada Intan lalu Intan membalas senyuman ku lalu bertanya “Terima kasih, namamu Kristal ya?” “Iya, aku Kristal murid baru dikelas IPA G. Kamu kelas mana?” Tanya ku “Aku kelas IPA C” jawab Intan “Oh, begitu! Mau ikut aku ke kantin nggak?” ajak ku “Tidak, terima kasih mungkin lain kali” ucapnya dengan ramah.
 Aku pun pergi dari WC dengan meninggalkan Intan yang telah berganti baju.
            Aku segera menuju kantin, disana Rizal dan Indah telah menunggu aku segera menghampiri mereka lalu meminta maaf dan menjelaskan alasan mengapa aku telat lalu Rizal berkata “Itu sih biasa, Si Angel selalu saja mengerjai anak-anak yang ketahuan mendekati anggota Victory padahal sebenarnya dia mengejar Vicky. Hanya saja, Vicky selalu acuh dengan nya” “Vicky bukannya acuh padanya tapi pada setiap gadis, sikap dinginnya berakibat banyak gadis yang mengejarnya menjadi sedih, bahkan terluka.” Tambah Indah. “Oh… begitu rupanya kasihan gadis seperti Intan ya?” kata ku “Itulah nasib nya bila dekat-dekat dengan Victory” balas Indah.
Bel masuk berbunyi, kami pun segera menuju ke kelas tapi saat di kelas aku tidak melihat Vicky dan gengnya. Mungkin kah mereka tidak suka dengan ku sehingga mereka meninggalkan pelajaran? Selama pelajaran berlangsung aku mengabaikan semua ucapan Rizal yang ada di sampingku tidak terasa waktunya pulang.
Bel pulang pun berbunyi “TING…TONG…TING….TONG”
Rizal menawariku “Mau pulang bareng dengan ku?” “Tidak usah! Hari ini aku dijemput kakak ku mungkin lain kali.” Ucap ku dengan tersenyum. “Oh…begitu ya. Kalau begitu aku pulang duluan ya?” ucap Rizal lalu pergi sedangkan aku hanya tersenyum.
“Kakak mana sih?! Kok Lama!!” eluhku yang telah menunggu selama satu setengah jam karena kehabisan kesabaran aku menelepon kakak ku “Halo.., Kakak lagi dimana? Kok lama ?! aku sudah nunggu satu setengah jam nih!!!” ucapku dengan nada kesal “Iya, maaf. Mobil kakak masuk bengkel karena ada masalah dengan mesinnya. Jadi kamu pulang saja, dekat kok dari rumah kamu ambil jalan disamping kiri sekolahmu. Kalau begitu sampai jumpa dirumah ya, cantik!” ucapnya tanpa rasa bersalah lalu mematikan teleponnya.

“IHK!!! Kesal !!! Kenapa nggak bilang dari tadi jadinya aku numpang ama Rizal aja” eluh ku sepanjang meskipun begitu aku merasa seperti ada yang mengawasiku.
Aku mempercepat jalan ku dari depan ku datang motor dengan kecepatan tinggi seperti akan menabrak diriku. Aku pikir akan tertabrak tapi sedetik kemudian tangan ku ditarik oleh seseorang ternyata orang itu adalah Vicky orang yang tadi kucari, dia menarik tanganku hingga posisiku berada ditengah pelukkannya tapi kenapa tubuhnya sedingin es tidak seperti manusia biasa. Meskipun begitu jarak diantara kami begitu dekat membuat jantungku berdetak kencang karena pria berwajah putih, berambut hitam mengkilap, serta tinggi 180 cm itu berada di depanku.
Pria bermotor itu kembali lagi, kali ini dia benar-benar mengincarku. Dia pacu motornya dengan kecepatan maksimal “BRUNG…BRUNG” motornya melaju kearah kami dengan cepat, Vicky menghindar lalu menarik pria itu sehingga motornya melaju sendiri tanpa pengendali motor. Mereka pun berkelahi “BRUK…DUK…BRUK” Vicky hamper saja dipukul memakai kayu yang ada disana tapi syukur dia bisa menghindari pukulan kayu itu.
            Aku tercengang dan syok karena Vicky memukuli orang itu dengan sadis hingga darahnya kemana-mana bukan hanya ditangannya saja bahkan sampai ke jalan dan jatuh ke tanah “HENTIKKAN!!!” teriak ku menghentikkan pukulan terakhir dari Vicky. Vicky segera menghampiriku yang dalam posisi syok melihat darah yang telah banyak berceceran dimana-mana bahkan tangan Vicky juga. Aku berusaha menghindari Vicky yang berusaha menenangkan ku karena ketakutan tetapi dia memelukku, pelukan itu membuatku sadar tidak seharusnya aku lari dari seseorang yang telah menyelamatkan ku.
Setelah beberapa saat dia melepaskan pelukannya lalu bertanya bertanya padaku “Kau baik-baik saja?” Tanya nya khawatir padaku “a…a…aku baik…baik saja” ucapku terbata-bata “Kau bisa berjalan tidak?” Tanya nya lagi “aku bisa berjalan” sambil mencoba berdiri tapi karena keadaanku masih syok, aku pun tidak bisa berdiri diatas kaki ku “Ayo naik ke punggung ku” katanya sambil membungkuk tapi aku mengelengkan kepala menolak tawarannya lalu dia berkata “Ayo cepat! Katanya kamu mau pulang!” dengan tegas padaku.
Akhirnya aku naik ke punggung nya, kami berjalan menelusuri jalan sunyi tanpa saling berbicara tapi beberapa saat kemudian Vicky mulai berbicara “Bagaimana seorang cewe tanpa takut berjalan pulang sendiri? Kamu tidak takut kalau kenapa-napa? Hah?!” “Nggak apa-apa, aku ‘kan berani” ucapku dengan nada menyombongkan diri “Tapi kenapa kau bisa ada disini dan kenapa kau tau aku lewat sini?” sambungku lagi “Tidak. Aku tadi lihat kamu lewat sini trus Fillingku kayaknya nggak baik jadi sekalian jalan lewat sini aja”ucapnya “Tapi ‘kan kamu tadi tidak masuk kelas. Kenapa?” Tanya ku runtut padanya “Emangnya gue harus jawab semua pertanyaan lo!! Hah!!”ucapnya lagi.
Kami sampai didepan rumahku “Ayo masuk! Minum dulu” ujarku dengan hangat “Tidak, terima kasih” balasnya dengan dingin dan tidak menengok sama sekali padaku. Aku masuk ke rumah lalu menutup pagar ternyata dalam rumah belum ada siapa-siapa “APA? Kok tasnya kakak ada disini? Apa dia sudah pulang atau tadi pagi ketinggalan” pikirku sambil menaiki anak tangga, aku segera melihat ke kamar kakak “Tapi kok kosong sih?”gumam ku “Lebih baik aku minum dulu deh” ucap ku lalu pergi kearah kulkas dan mengambil air.
Ketika aku minum tiba-tiba “DDOORRR!!!!” ada suara yang mengagetkan ku “UHK…UHK” aku tersedak “Maaf ya Cantik” ucap nya setelah membuatku tersedak “KAKAK!!!” ucapku marah “Cie…cie yang baru masuk sekolah udah pulang ama cowo nih!” sahutnya menggodaku.
 “Itu semua gara-gara Kakak tau! Kalau Kakak jemput aku, aku nggak mungkin pulang ama dia Kak!” balasku kesal “Apa gara-gara Kakak juga kamu pulangnya digendong ama dia?” goda Kakak lagi “Namanya siapa hayo?”tambah Kakak “Kakak!!!” ucapku sangat kesal “Cie…cie yang lagi sebel karena disinggung nih?” ucap Kakak seolah tidak mau berhenti menggoda ku “Terserah deh!” putusku lalu aku pergi meninggalkan Kakak dalam keadaan dia masih tertawa mengejek ku.
“BRUK!!!” ku tutup pintu kamar dengan keras tetapi marah ku langsung hilang karena melihat gelang berbatu yang diberikan oleh Kakak ku, gelang itu bersinar ketika aku marah “Meski dia Jahil dan iseng, dia Kakak ku yang sangat baik dan kusayangi. Lagian dia udah kasih aku gelang masa aku nggak bisa sabar sedikit ?!!” gumam ku sendiri.
“Kau baik-baik saja?” kata-kata Vicky terus terulang di telinga ku. “Kenapa tubuhnya terasa dingin sedingin es ? Padahal itu siang hari, cuacanya panas? Kenapa dia bisa lewat jalan itu? Dan kenapa tiba-tiba dia bisa muncul menyelamatkan ku padahal dia tidak masuk pelajaran atau pun disekolah?” Semua pikiran ini terus berputar di dalam kepala ku.

1 komentar:

  1. Bagi yang ingin cerita lebih lanjut untuk komentar ya?!
    Trus jangan copy paste karena ini murni cerita saya sendiri.
    Have a nice read!!!
    :) :) :)

    BalasHapus