Minggu, 30 Oktober 2016

MAGIC AND FATE part 2



GENG VICTORY

            Hari kedua masuk sekolah….
            “Kak…aku berangkat dulu ya.” Ujarku sambil berdiri. “Sekalian aja ama Kakak.” Kata Kakak “Nggak usah. Nanti kenapa-kenapa lagi ‘kan Kakak berbahaya!” ucapku menggoda Kakak “Ibu, Ayah aku berangkat dulu yah?” sambung ku sambil berjalan menuju pintu “UHK…UHK YA!! Kristal maksudmu apa ?! Jangan kabur kembali kesini, SEKARANG!!! KRISTAL !!!” ujar Kakakku marah-marah karena baru menyadari ucapan ku tadi tapi aku langsung keluar dengan cepat disertai senyum puas mengerjai Kakak ku.
“Hahahaha… dasar Kakak telmi”ucap ku senang tapi aku segera berjalan dengan cepat karena sudah hamper jam 07.00, waktu itu kebetulan Rizal lewat “Sekalian! Kita berangkat bareng aja!” ucap Rizal menawari tumpangan. Beberapa saat kemudian lewatlah Vicky dengan motornya melaju dengan kencang tapi dia melihat dengan pandangan dingin, tidak seperti kemarin dia menatapku dengan hangat bahkan bersedia memeluk dan melindungi ku “Tunggu dulu apa yang kupikirkan!” pikirku “Kris, kamu jadi ikut nggak?” Tanya Rizal membuyarkan pikiranku “Iya…iya, sabar aku ikut kok” jawab ku lalu naik ke motornya.
            Kami sampai disekolah bel masuk berbunyi aku buru-buru masuk kelas, karena lari aku menabrak seseorang hingga terjatuh tertidur “Oh…maaf! Maaf! Maaf !”ucap ku meminta maaf setelah berdiri lalu ku lihat siapa yang ku tabrak ternyata itu adalah Yogi, cowo yang kemarin membuat Intan di kerjai oleh Angel.
Tanpa berkata apapun dia pergi meninggalkan aku, kupikir dia marah saat aku akan mengejarnya tanganku sudah ditarik oleh Rizal lebih dahulu “Kau baik-baik saja, Kris?!” tanyanya khawatir “Aku baik-baik saja. cuma sedikit lecet” jawabku agar tidak membuat Rizal khawatir. Kami pun pergi ke UKS untuk mengobati luka lecet ku yang sebenarnya tidak terlalu besar juga sih, paling cuma 1 cm lebarnya.
            Rizal berkata “Aku ke kelas dulu, biar kamu diobati lalu istirahat ya? Nanti aku pinjami buku pelajaran ini deh tapi kamu harus istirahat disini!” ucap Rizal dengan tegas. Memang tidak heran karena aku dari tadi berusaha membujuk Rizal untuk tetap kembali ke kelas meski kaki ku terluka karena tersandung saat menabrak Yogi. Aku tertidur di UKS.
            “Dimana aku? Kenapa banyak darah? Apa ada orang? Tolong! Tolong !” teriak ku disebuah ruangan gelap dan dibawah kaki ku terdapat banyak sekali darah, samar-samar aku melihat 2 orang pria yang selalu ku mimpikan. Mereka berdua mengulurkan tangannya pada ku “Kemarilah!” ucap kedua laki-laki itu secara bersamaan lalu mereka menghilang dan aku terbangun dari tidurku.
            Saat terbangun aku mendapati setangkai mawar merah berada ditangan ku lalu aku tersenyum tapi sedetik kemudian senyum ku sirna karena mawar itu berubah menjadi mawar hitam. Secara otomatis aku langsung membuat mawar itu tapi langsung muncul seorang perempuan dia berkata “Jadilah Penyihir atau Mati”. Aku belum sadar dengan apa yang terjadi seorang laki-laki menarik dan membawa ku keluar dari ruangan itu ternyata laki-laki itu adalah Yogi dengan cepat kami sudah berada ditempat lain seperti berteleportasi “Kita kehabisan waktu, suruhan Penyihir ‘G’ sudah mengetahui keberadaan Kristal! Mereka pasti tidak akan tinggal diam.” Ucap Vicky dengan khawatir “Pertama, kita harus menceritakan semuanya pada Kristal dulu” suara itu, aku berbalik dan melihat Kak Tanto “Kakak…Kak…Kak Tanto” ucap ku terbata-bata karena terlalu syok, tiba-tiba pandangan ku menggelap dan aku tidak ingat apapun.
            Ketika itu berjalan menuju ke ruangan di dalam itu ada 2 orang laki-laki, mereka memegang pistol di tangan kanan dan tangan kiri memegang mawar. Mereka saling berhadapan mulai mengarahkan pistol pada sasaran mereka, lantai saat itu juga berubah lantai yang mengarah pada laki-laki yang berbaju jas hitam dipenuhi banyak darah sedangkan laki-laki yang berbaju jas putih dipenuhi oleh banyak kelopak mawar merah. Mereka berdua sama-sama tersenyum ke arah ku lalu berkata “Kemarilah!” bersamaan, setelah mengatakan hal itu mereka berdua menarik pelatuk nya “HENTIKAN!!!” teriak ku lalu aku tersadar.
“Siapa mereka?” Tanya seseorang dari geng Victory yang tidak salah bernama Vero padaku “Siapa maksudmu?” Tanya Kakak Tanto pada Vero “Kakak! kenapa bisa di sini? Kakak kenal dengan mereka? KAKAK JAWAB!!” Tanya ku dengan marah dan bingung “Tenang… tenang… Kris. Kakak bias jelasin.” Balas Kakak sambil mencoba menenangkan ku “kalau begitu jawab, Kakak kenal dengan mereka? Sejak kapan?” Tanya ku dengan cepat “Kakak kenal, kenal mereka dari lama dan 1 tahun lalu kami bertemu kembali karena dirimu Kris. Karena kamu dalam bahaya dan Kakak tidak bisa melindungimu seorang diri” ujar Kakak dengan pasrah “DARI SIAPA? MELINDUNGI KU DARI SIAPA? HAH!!!” teriak ku frustasi “Dari penyihir ‘G’” jawab Kakak “Hahahaha…hahaha Kakak jangan bercanda, Hari ini aku tidak ulang tahun dan jika ini lelucon maka ini yang paling buruk yang Kakak buat!” ucap setelah tertawa yang tidak tulus sama sekali bahkan itu bukan termasuk tertawa melainkan rasa frustasi ku “Kau tidak percaya?” Tanya Kakak benar-benar pasrah “Tentu saja! Kakak kira aku anak kecil yang percaya dengan hal seperti, Hah!!!” jawab ku kesal “Kalau begitu, Maafkan Kakak!” ucap Kakak lalu mundur menghilang tergantikan sosok-sosok anggota geng Victory.
 “Aku duluan ya?” Tanya Vicky setelah itu sedetik kemudian dia menghilang, aku kaget melihat apa yang dapat dilakukan oleh Vicky lalu dia muncul kembali dengan tersenyum. “Yogi, kamu!” suruh Vicky lalu Yogi yang berdiri disebalah kanan ranjangku berpindah ke sisi kiri ranjang ku dalam sekejap mata, dilanjutkan dengan “Aku ya?” sahut Vero sambil tersenyum kearah ku tapi aku sangat tidak suka dengan senyuman itu “Kau tidak suka, karena aku tersenyum seperti ini” ucap Vero membuat ku tercengang dan mencoba untuk mengulanginya…
“Kalian monster, Kakak ku gila!”
“Kalian monster, Kakak ku gila!”
Ucap ku bersamaan dengan Vero “bagaimana bisa?” Tanyaku dalam pikiran ku lagi-lagi dia menjawabnya “Tentu aku bisa!” dengan senyuman yang sama. “Giliran nya aku ya? Kamu suka api tidak, cantik ?” Tanya Bagas dengan cengengesan, tapi aku yang tidak berniat menjawabnya sama sekali lalu dia mencoba menarik perhatian ku dengan cara melambaikan tangan lalu setelah aku melihat kearahnya dia menjentikkan jarinya kemudian keluarlah api yang menyala dari ujung dari yang di jentikkannya tadi bukannya takut, aku hanya kaget lalu dia mengepalkan tangannya api itu menghilang.
Dan terakhir adalah Retno dia sangat diam di banding yang lain tapi aku tidak tertipu karena aku juga belum tau apa kekuatan nya, “Hmm…, Kristal boleh aku pinjem tangan mu sebentar nggak?” Tanyanya dengan sopan bahkan bisa di bilang sangat sopan, karena sudah terlalu jauh aku memilih untuk memberikan tanganku meski aku tidak tau apa yang akan dilakukannya, Retno mengambil gelas yang berisi air di meja lalu tersenyum padaku setelah itu dia menyiramkan air itu keatas kepala ku. Aku yang melihat hal itu berusaha berlindung dengan tangan ku yang sedang dipegang Retno tapi dia tetap tidak melepaskannya, setelah beberapa saat aku menyadari kenapa air tidak kunjung membasahi ku ternyata tetesan air itu berhenti di udara lalu Retno mengelap butiran itu dengan kain yang sudah di siapkannya.
“Kau lihat? Mereka bukanlah Ilusi, mereka memang benar ada. Kau bahkan dapat menyentuh mereka ‘kan?” Ucap Kakak yang ternyata tidak ikut berhenti begitu juga geng Victory. Memang mereka nyata tapi aku tidak dapat mencerna apapun yang baru saja ku saksikan “LEPASKAN!!” geramku melepaskan gengaman Retno dengan kasar lalu aku turun dari ranjang berlari menuju kearah Kakak yang berada diluar kamar, saat aku menghampirinya bulir-bulir bening telah menetes dari pelupuk matanya. “Kakak, Kristal mimpi ‘kan? Kita pulang kerumah yuk! Ayah dan Ibu pasti sedang menunggu kita.” Ucap ku disertai dengan tangisan tapi tidak kunjung mendapat jawaban “KAKAK!!! AYO PULANG!!!” teriak ku histeris pada Kakak, Kakak memegang kedua bahu ku dengan kuat lalu menatapku dan berkata “ORANGTUA KITA SUDAH MENINGGAL!!! MEREKA SUDAH TIDAK ADA DI DUNIA INI LAGI!!! KAU HARUS TERIMA ITU!!!” dengan tegas dan itu membuat ku sangat-sangat bingung, tidak percaya semua nya terasa seperti kebohongan “Ini bukan kenyataan!!! Ini bukan kenyataan!!” ucapku dalam hati berkali-kali, aku merasa kalau Kakak memeluk ku kemudian semua gelap.
AUTHOR POV…
Kristal tidak menerima apa yang dikatakan oleh Kakaknya Tanto lalu tubuhnya merosot ke lantai masih dalam posisi menutup kedua telinganya. Tapi tanpa sadar kekuatan Kristal keluar hingga membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu panik “Gawat! Kekuatannya bangkit” ujar Tanto pada yang lain “Vero, hentikan pikirannya!” suruh Tanto “Tidak bisa! Dia terlalu kuat” jawab Vero “Kalau begitu pakai Api ku saja!” usul Bagas “Jangan! Itu akan melukainya” sahut Vicky “Giliran aku!” ucap Tanto lalu memeluk Kristal setelah itu Kristal tidak sadarkan diri lalu Tanto dengan cepat menggendong Kristal ke tempat tidurnya.
Suasana setelah itu sangat-sangatlah kacau, bagaimana tidak kacau semua barang-barang terlempar dari tempatnya, kaca seluruh rumah juga pecah. “Jadi hanya kau yang bisa menghentikan dia?” Tanya Vicky “Iya, sepertinya begitu untuk saat ini!” jawab Tanto dengan menghembuskan napas panjang “Tapi aku masih penasaran, siapa 2 orang laki-laki dalam mimpinya?” ucap Vero yang sukses membuat mata semua orang tertuju padanya. “Mimpi yang tadi kau bicarakan saat Kristal sadar?” Tanya Tanto serius “Iya, tadinya aku berniat bertanya padanya tapi kelihatannya dia sangat syok hingga kekuatannya tidak dapat di kendalikan lagi oleh gelang nya” jawab Vero “Kurasa Vero benar, lihatlah! Rumah ini adalah ekspresi dari rasa syok Kristal” sahut Bagas sambil memandang keseluruh ruangan yang kini berantakan. “Aku takut karena kekuatannya dia akan berpihak pada Penyihir ‘G’ karena kita telah membohonginya selama ini.” ujar Tanto khawatir “Tenanglah! Aku yakin Kristal akan mengerti cepat atau lambat.” Sahut Vero menenangkan Tanto.
Pagi Hari…
Kristal Pov
Aku terbangun dari tidur ku, aku masih berada di kamar tempat geng Victory dan Kakak menjelaskan kematian Orangtua ku “Ini pasti mimpi!” ucapku lalu segera menuruni anak tangga menuju kamar mandi lalu mencuci muka ku tapi tidak ada yang berubah “Tidak! Ini pasti mimpi!!!” geram ku sambil memukul-mukul kepala ku dengan keras tapi seseorang menghentikan diriku “Berhenti! Kau hanya menyakiti dirimu saja, ini tidak bisa mengubah kenyataan yang sebenarnya.” Ucap Retno dengan nada menenangkan lalu dia membungkus tubuhku dengan handuk dan berkata “Mandilah setelah itu berpakaian sekolah, semua menunggu mu di meja makan.” Tambahnya tak lupa dengan tersenyum lalu menutup pintu kamar mandi. Setelah selesai berpakaian aku baru membuka pintu kamar ternyata di depan pintu ada Retno, dia menunggu ku lalu membawa ku ke ruang makan yang termasuk besar untuk 7 orang.
Semua orang telah berkumpul : Kakak, Geng Victory,…. Tunggu perempuan itu siapa? Kenapa matanya berwarna merah? Kenapa dia sangat dekat dengan Kakakku? Pikirku belum bertanya Vero sudah menjawabnya duluan “Oh.., dia itu pacar Kakak mu. Namanya Anggun”. Ternyata perempuan itu adalah pacar Kakak, tunggu apa dia manusia Normal? “Dia punya kekuatan sama seperti kita tapi kekuatannya yang beda, dia dapat melihat masa depan” lagi-lagi Vero membaca pikiran ku, itu membuat marah karena seakan tidak ada privasi sama sekali di kepalaku. “Anggun Sayang…, bisa kau tunjukkan kekuatan mu?” pinta Kakak manja pada perempuan yang bernama Anggun itu, melihat Kakak seperti itu rasanya aku merinding ketakutan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Soalnya ini pertama kalinya aku melihat Kakak bersikap manja, dan bilang sayang juga raut wajahnya dibuat sok imut gitu.
“Baiklah sayang, Tapi ini bukan untuk kamu tapi untuk Adik Ipar ku yang sangat cantik ini!” jawab Anggun lalu langsung menatap “Adik Ipar! Kemarikan tangan mu, sebentar saja!” ucap Kak Anggun dengan lembut, aku hanya memberikan tangan ku karena aku tidak berselera untuk menjawab apa lagi berbicara.
“TIDAKK! Adik Ipar ?! Kau tidak akan benar-benar melakukan nya ‘kan?!” ujar Kak Anggun yang bias dikatakan hampir termasuk teriak histeris yang membuat semua orang menatap kami termasuk Kakak “Apa yang terjadi, sayang?” Tanya Kakak cemas pada Kak Anggun tapi sepertinya dia berusaha menutup sesuatu dari ku “Tidak apa-apa!” jawab Kak Anggun “Semuanya, Ayo kumpul diruang tengah sebentar!” tambahnya semua orang berdiri tapi aku tidak dalam minat untuk bergabung, dan memilih tetap ditempatku. Semua orang meninggalkan ku kecuali Vero, tapi setelah ku piker lagi dia ‘kan bias baca pikiran hingga tidak perlu kumpul “Kau benar sekali!” balas Vero lalu tersenyum pada ku tapi aku tidak menanggapinya.
Kemudian semua orang kembali ke ruang makan untuk saran tapi suasana menjadi sunyi hingga Kakak memulai pembicaraan “Hari ini Kakak anterin ya? Atau kamu mau berangkat bareng dengan mereka?” Tanya Kakak lalu memunculkan senyum jahilnya “Aku mau berangkat sendiri. Kakak dan kalian sebaiknya berangkat duluan aja!” jawab ku lalu berdiri lalu pergi mandi tanpa menyentuh sarapan ku sama sekali. Setelah selesai mandi aku sedang bersiap-siap lalu seseorang mengetuk pintuk kamar ku “TOK…TOK…” lalu aku membuka pintu kamar ku ternyata itu Kakak “Hai Cantik, kamu tidak mau berangkat dengan Kakak ya?” tanyanya dengan senyum tapi aku tidak ingin menjawabnya dan tidak merespon “Kau benci dengan Kakak ya? Karena telah berbohong dengan mu selama ini?” Tanya Kakak lagi tapi kali ini nadanya seperti sedang memohon untuk aku memaafkannya. Tapi aku memilih pergi meninggalkan kamar lalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki ke halte bus terdekat.
Aku sampai di sekolah saat akan memasuki gerbang sekolah aku melihat Intan sedang berjalan dan aku pun menyapa nya “Pagi Intan!” “Pagi, Kristal” balasnya dengan senyum “Gimana kabarmu? Baik-baik saja?”Tanya ku “Aku baik, kamu sendiri?” jawabnya “Aku baik sekali. Kamu tidak dikerjain lagi sama dengan Angel?” balas ku dengan hati-hati “Tentu saja tidak. Kalau pun dikerjai lagi ‘kan ada kamu Kristal, kamu mau ‘kan jadi sahabat aku?” ucapnya serius lalu aku tersenyum dan berkata “Tentu saja lah. Aku pasti mau!” tanpa sadar kami telah sampai di depan kelasnya Intan lalu dia masuk ke kelasnya sedangkan aku berjalan lagi tapi terdengar suara yang memanggil ku “Hai Kristal !!!” dengan suara lantang.
Aku mengenali suara itu tidak lain adalah Rizal mau tidak mau aku menegokkan kepala ku kearah nya “Kamu baru berangkat ya, Zal?” Tanya ku “Iya nih, jalannya tadi macet.” Jawabnya “Ayo cepat kita masuk ini pelajaran Bu Ning, tidak boleh telat!” tambahnya lagi lalu langsung menarik tanganku hingga ikut berlari bersama dengannya ke kelas “Ayo Kris!!! Cepat!!! Nanti kita telat!!” ucapnya masih menarik tangan ku “UH..UH...UH…, pelan-pelan aja Zal, aku cape tau!” balasku sambil kehabisan napas karena berlari. Kami sampai ke kelas tapi sayang sekali bu Ning ternyata lebih cepat dari kami, Akhirnya kami pun dihukum hingga waktu istirahat kedua dengan berdiri satu kaki diangkat di koridor sekolah.
“Huft… kita lari tetap saja dihukum, harusnya tadi jalan saja Zal!” eluhku pada Rizal disamping ku “Sudah! Jangan mengeluh terus!” sahut Rizal yang tumben bijak “Tapi aku tidak masalah kalo di hokum ama cewe cantik kaya kamu!” tambahnya membuat ku menarik lagi pujian yang baru saja ku pikirkan lalu aku mengambil satu langkah menjauh darinya.
Saat istirahat mata ku mulai terasa menggelap, kepala ku terasa sangat sakit mungkin karena tadi pagi aku tidak sarapan, setelah itu aku tidak merasakan apa-apa lagi semua nya berubah gelap.
AUTHOR POV…
“BUK!!” tiba-tiba tubuh Kristal jatuh untunglah saat itu Geng Victory sedang berada di koridor hingga Rizal menyerahkan Kristal kepada Geng Victory dengan sigap Bagas membawa Kristal ke UKS di ikuti dengan anggota lainnya. Setelah membaringkan tubuh Kristal langsung menyelimut dengan selimut yang ada didalam UKS. “Bagaimana ini? Dia akan baik-baik saja ‘kan?” Tanya Retno “Dia akan baik-baik saja ini karena dia tidak sarapan saja!” sahut Vicky “Baguslah dari pada dia kenapa-napa.”ucap Bagas lega “Tapi aku khawatir jika dia masih syok dengan kemarin, mungkin dia akan mengambil jalan yang salah hingga membuatnya dalam bahaya” ujar Vero sambil menatap Kristal yang tertidur “Kalau begitu kita suruh saja Tanto dan Anggun memutuskan” usul Yogi dingin lalu pergi dari UKS menghilang entah kemana.
“Dimana aku ?” Tanya Kristal “Kau ada di UKS, tadi kau pingsan saat dihukum makanya kami bawa kemari!” ucap Retno “Iya, Cantik!” tambah Bagas “Lain kali sarapan dulu supaya tidak pingsan kaya gini!” ucap Vicky mencoba menjahili Kristal, Vero yang mendengar Kristal masuk dan berkata “Syukurlah kamu sudah bangun! Pulang kau mau di jemput Kakak mu atau dengan kami?” dengan senyum “Tidak, Terima kasih, aku pulang dengan Kakak saja. Kalian pulang duluan” jawab Kristal dengan dingin lalu bersiap berdiri “Kau yakin sanggup berdiri dan jalan?” Tanya Vicky khawatir “Aku bisa!” balas Kristal lalu turun dari ranjang dan berjalan pergi meski tidak seimbang tetap saja dipaksa berjalan.
Kristal tidak perduli apakah Vero membaca pikirannya atau tidak yang di inginkan Kristal ialah kembali ke kehidupan yang seperti dulu atau tidak, berharap terbangun dan ini semua adalah mimpi. Sedangkan Geng Victory memperhatikan Kristal “Bagaimana ini? Kita tidak bisa mengubah pikirannya.” Tanya Retno cemas “Tenang saja! Selama ini dia aman dan dia akan aman sampai…” ucapan Vero terhenti dan menghela napas.
Selama pelajaran semua Geng Victory melihat cemas kearah Kristal. Kristal tau bahwa Geng Victory memandanginya tapi kenapa disana tidak ada Yogi, sosok yang membuat Kristal penasaran. Pandangan Kristal tidak sengaja bertemu dengan pandangan Vero sepertinya Vero telah membaca pikiran Kristal lagi tapi Kristal menanggapinya dengan membuang muka.

MAGIC AND FATE part 1



AWAL KEHIDUPAN
Saat itu aku berdiri di tengah ruangan kosong. Di ruangan itu ada 2 pintu, di kanan dan kirinya dari pintu itu keluar 2 pemuda, yang kanan memakai setelan jas hitam dan yang kirinya memakai setelan jas putih. Mereka membawa pistol di tangan mereka, muka mereka tidak terlihat dan samar, mereka melihat ke arahku. Pemuda yang memakai jas hitam tersenyum dingin padaku, sedangkan pemuda yang berjas putih tersenyum hangat padaku. Mereka memakai gelang yang pernah dia lihat pada mimpinya, gelang berbatu biru yang akan menunjukkan siapa sebenarnya jati diri dari diriku. Mereka saling berhadapan, aku berusaha memanggil mereka, tetapi mereka tak memperdulikan . “HENTIKAAANNN!!!!!” teriak ku. Mereka menembak satu sama lain “ohh tuhan… aku harus bagaimana” mereka menarik pelatuknya. “Kring… kring… kring!!!” bunyi alarm ku, aku terbangun untuk ke-17 kali aku bermimpi tentang ruangan itu dan 2 orang pemuda yang akan saling membunuh itu.
            Ini adalah mimpi anehku, setelah aku bermimpi bahwa jika aku menemukkan pria yang memakai gelang batu biru itu, aku akan mengetahui siapa diriku. Kenapa aku tidak bisa merasakan sakit dan juga bahagia, hidupku biasa saja dengan keluarga kecilku. Hanya ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki yang selalu menjahiliku. “Kristal bangun!!!” suara seorang perempuan paruh baya yang tidak lain ibu ku. Aku segera bangun karena aku ingat hari ini hari pertama aku masuk sekolah baru.
Tepatnya sekolah dari kakak ku yang jahil dan selalu menunggu diriku. “Kristal kamu berangkat dengan kakakmu yah???” ucap ayah. “Aku tidak mau” ucapku. “Ayo kitakan sejalan” ucap kakak kepada ku dengan hangat. Aku terheran sampai- sampai aku tidak sarapan karena kesiangan, akhirnya aku memilih menaiki mobil kakakku, tapi aku heran karena sikapnya berubah menjadi sangat baik padaku. “mungkin dia mulai menyadari bahwa aku pintar, karena selama ini dia selalu menganggap aku bodoh lah, mirip anak kecil lah, dan lain- lain” Pikir ku.
Akhirnya aku membuka pembicaraan di mobil “kakak, baik- baik saja kan???” tanyaku dengan sedikit khawatir. Dengan hangat dia menjawab,”aku baik- baik saja, memangnya kenapa???” ”Soalnya sikap kakak berubah menjadi hangat, manis, dan sopan padaku, saat pagi juga begitu” ujarku semakin khawatir. “Kakak baru saja sadar, bahwa adik kakak yang manis sudah besar” J ucapnya sambil menyubit pipiku dengan gemas. Aku pun melepaskan cubit pipi kakakku, dengan berkata, “Hentikan kak,,sakiiit…!!!” eluhku sambil mengelus pipiku yang kemerahan.
Tanpa di sadari kami telah sampai di depan sekolah baruku. Bangunannya besar tapi tidak megah banget. Aku masuk dengan senang dan berkata,” Asiikk,,,, sekolah ini menyenangkan banget” tapi ketika aku masuk ke sekolah, kakak memanggilku, dan dia memberi ku sebuah gelang, dan berkata, “nih, adikku tercantik,,, hadiah masuk sekolah” tanpa sadar kakak keluar dari mobilnya lalu memelukku. Tapi aku segera melepas pelukannya. “Kakak apaan sih!! Pake meluk- meluk lagi, malu tau” ujar ku marah karena malu, tapi kakakku malah mencubit pipiku lagi, lalu berkata, “Sekarang sudah tau malu yah? Sudah besar ya adik kecil kakak” “Sudah kak! sakit, sana berangkat nanti telat loh?!” ucapku sambil menunjuk ke-jam yang ku pakai. “iya cewek cantik,,, aku berangkat” ucapnya menggoda aku. “Nanti pulangnya kakak jemput ya…?” sambungnya .
Untuk membuatnya segera pergi akupun mengangukan kepala dengan cepat.Aku segera masuk ke sekolah…..Aku berkeliling dengan senang lalu berkata ”sekolah ini menyenangkan, baru dan sepertinya asyik!!!”.
Akupun memasuki deretan bangunan sekolah lalu aku bertemu dengan 2 orang yang tingkahnya seperti kekasih jalan berdua tapi mereka berantem  gitu deh. Mereka menghampiri aku yang kebingungan mencari ruang guru. Ucap Cewek “Hai kamu murid baru yang itu yah ? Kenalin aku Indah dan ini anak buangan (Ucapnya mengejek pemuda di samping nya) ” Balas Cowok “Hai namaku Rizal kamu nggak usah dengerin dia.Dia sepupuku yang gagguan. Namamu siapa?(Sambil membalas ejekan Indah).”
“Hai aku Kristal. Kalian sepupu rupanya, aku kira kalian pacaran, kalian kelas mana..?” Tanya Kristal “Aku dari kelas IPA D dan dia kelas IPA G.”jawab Indah ”kalau soal pacaran tadi semua orang yang baru masuk memang mengiranya kami pacaran.”tambah Rizal “Oh begitu rupanya. Kalian bisa nggak anterin aku ke ruang guru?” Tanya Kristal “Tentu saja buat cewek cantik.”sahut Rizal “Mulai lagi deh buayanya” Ucap Indah pada Kristal
Mereka pergi ke ruang guru untuk mengambil jadwal ketika sampai. “Nah kita sudah sampai. Kamu tinggal masuk aja” ucap Indah sambil menunjukan pintunya dan meja bu Ning “Dah….Kriistal” ucap Rizal sambil bajunya ditarik Indah. “Terima kasih” balas Krital senyum hangat pada mereka. Aku pun masuk ke dalam lalu mencari bu Ning ketika sedang mencari, aku melihat seorang pemuda tengah dihukum. Dia melihat padaku, aku pun segera membuang pandanganku.
Akhirnya aku menemukan Bu Ning kebetulan hari ini Bu Ning mengajar di kelas ku jadi sekalian saja jalan sama Bu Ning. Kami pun sampai di kelas yang baru buatku, Bu Ning menyuruhku tunggu di luar sampai Bu Ning memanggilku. Aku pun setuju dengan Bu Ning
Bu Ning”Anak-anak kita ada murid baru. Tolong bersikap dengan baik dan berteman dengannya.”
Murid-murid menjawab dengan malas “iya bu….”
“silakan masuk…”ucap Bu Ning padaku dengan hangat. aku pun menjawab “iya bu” ketika aku masuk semua anak menatapku dengan serius semua menjadi sunyi. Syukurlah, situasi itu tidak bertahan lama. Bu Ning segera berkata”Kenalkan dirimu!” dengan segera aku mengenalkan diriku “kenalkan namaku Kristal Aningdita”
“Nah sekarang kamu boleh duduk dimana saja” ujar Bu Ning.
            Karena semua gadis melihat ku dengan mata seakan – akan memakan ku jadi aku memilih duduk disamping Rizal, laki-laki yang tadi mengantarku ke ruang guru dia menyapaku dengan hangat lalu berkata “Wah… kita bertemu lagi yah Kristal” dengan Senang sekali.
            Disisi lain aku melihat pemuda yang tadi dihukum diruang guru tetapi tiba-tiba dia menatapku dengan dingin. Akupun memalingkan wajahku darinya.
Aku bertanya pada Rizal tentangnya “Rizal, cowok itu siapa sih?”
“Oh …dia namanya Vicky, dia ketua geng, geng yang paling popular dikalangan gadis disekolah ini tapi dia tidak pernah memiliki seorang pun pacar bahkan katanya dia belum pernah pacaran. Dia juga hanya bergaul dengan anggota gengnya saja seperti Retno, Yogi, Bagas, dan Vero”
“Oh… begitu”ucapku pada Rizal “kenapa aku merasa cowok itu serasa familiar dan kenapa aku selalu berpikir dan penasaran kepadanya padahal kami baru bertemu”hanya pikiran itu saja yang terbayang dalam pikiranku.
            Tapi seketika buyar karena saat bel isterahat berbunyi Rizal mengajakku ke Kantin”Ayo kita ke Kantin aku traktir karena kamu baru masuk”ucapnya dengan senyum aku pun mengiyakan ajakan Rizal tapi sebelumnya kami ke kelas Indah terlebih dahulu karena Rizal selalu beristerahat bersama Indah setelah dari kelas Indah, aku ingin buang air kecil.
Akhirnya aku berkata”Aku ke kamar mandi dulu ya? Kalian duluan saja nanti aku menyusul” pada Rizal dan Indah
“Indah kamu temenin Kristal gih...” ucap Rizal tetapi aku segera menjawab ucapan Rizal “Nggak usah aku sendiri juga bisa”
“kamu yakin?”tanya Indah padaku “aku yakin… beneran!”sahutku yakin pada mereka berdua.
“tapi cepat ya! Masa yang menjadi bintang utama nggak ada sih?! Jangan kesasar loh!”ucap Indah menjahiliku dengan ucapannya.
“Iya. Bawel sekali!” ucapku membalas sikap jahil Indah.
            Akupun berjalan berlawanan dengan Rizal dan Indah. Aku sampai ke kamar mandi, aku bertemu dengan gadis yang Tag Name bertuliskan ANGEL. Saat itu dia sedang mengerjai gadis yang kabarnya sedang dekat dengan Yogi Victory tidak lain gebetan Angel, aku pun segera menolong gadis yang sedang dikerjai yang bernama Intan yang telah dikerjai hamper dilempar telur busuk.
            Aku segera berkata “Hentikan!!! Kalian lagi berbuat apa?! Kalian tidak berperi kemanusiaan!!” dengan nada tegas “Wah… lihat ada pahlawan baru nih!” ucap Angel dengan nada mengejek. Setelah itu salah satu gadis dari geng Angel mendekat dan membisikan sesuatu pada Angel “Oh.., ternyata ini murid baru yang katanya cantik banget! Mukanya…. Lumayan!!” ucap Angel sambil melihat diriku dari atas sampai bawah, setelah itu dia mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berkata “Geng Victory itu milikku, jika kau sentuh salah satunya Akan ku BUNUH kau!” dengan nada mengancam.
Setelah itu Angel berbalik untuk meninggalkan kami tapi sebelum pergi dia berkata “Kali ini aku lepaskan kau karena ada anak baru, lain kali tamatlah riwayat mu!” dengan nada yang sama saat berbisik padaku lalu pergi.
Aku membantu Intan lalu aku bertanya “Bagaimana ceritanya kamu bias dikerjai hingga seperti ini? Tadi aku dengar kamu dikerjai karena kamu dekat dengan Yogi. Kamu namanya Intan ya?” “Iya, aku cuma dekat sama Yogi itupun aku cuma dianterin pulang sama Yogi, memang Yogi menawari aku pulang sampai dirumah tapi aku hanya diantar sampai pertigaan sebelum rumahku karena aku minta diturunin disitu, hanya itu tidak lebih. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Yogi.” Ucap Intan sambil menangis tersedu-sedu di WC.
“Nih, kebetulan aku bawa baju, kamu pakai saja! Supaya tidak masuk angin.” Ucap ku dengan senyum pada Intan lalu Intan membalas senyuman ku lalu bertanya “Terima kasih, namamu Kristal ya?” “Iya, aku Kristal murid baru dikelas IPA G. Kamu kelas mana?” Tanya ku “Aku kelas IPA C” jawab Intan “Oh, begitu! Mau ikut aku ke kantin nggak?” ajak ku “Tidak, terima kasih mungkin lain kali” ucapnya dengan ramah.
 Aku pun pergi dari WC dengan meninggalkan Intan yang telah berganti baju.
            Aku segera menuju kantin, disana Rizal dan Indah telah menunggu aku segera menghampiri mereka lalu meminta maaf dan menjelaskan alasan mengapa aku telat lalu Rizal berkata “Itu sih biasa, Si Angel selalu saja mengerjai anak-anak yang ketahuan mendekati anggota Victory padahal sebenarnya dia mengejar Vicky. Hanya saja, Vicky selalu acuh dengan nya” “Vicky bukannya acuh padanya tapi pada setiap gadis, sikap dinginnya berakibat banyak gadis yang mengejarnya menjadi sedih, bahkan terluka.” Tambah Indah. “Oh… begitu rupanya kasihan gadis seperti Intan ya?” kata ku “Itulah nasib nya bila dekat-dekat dengan Victory” balas Indah.
Bel masuk berbunyi, kami pun segera menuju ke kelas tapi saat di kelas aku tidak melihat Vicky dan gengnya. Mungkin kah mereka tidak suka dengan ku sehingga mereka meninggalkan pelajaran? Selama pelajaran berlangsung aku mengabaikan semua ucapan Rizal yang ada di sampingku tidak terasa waktunya pulang.
Bel pulang pun berbunyi “TING…TONG…TING….TONG”
Rizal menawariku “Mau pulang bareng dengan ku?” “Tidak usah! Hari ini aku dijemput kakak ku mungkin lain kali.” Ucap ku dengan tersenyum. “Oh…begitu ya. Kalau begitu aku pulang duluan ya?” ucap Rizal lalu pergi sedangkan aku hanya tersenyum.
“Kakak mana sih?! Kok Lama!!” eluhku yang telah menunggu selama satu setengah jam karena kehabisan kesabaran aku menelepon kakak ku “Halo.., Kakak lagi dimana? Kok lama ?! aku sudah nunggu satu setengah jam nih!!!” ucapku dengan nada kesal “Iya, maaf. Mobil kakak masuk bengkel karena ada masalah dengan mesinnya. Jadi kamu pulang saja, dekat kok dari rumah kamu ambil jalan disamping kiri sekolahmu. Kalau begitu sampai jumpa dirumah ya, cantik!” ucapnya tanpa rasa bersalah lalu mematikan teleponnya.

“IHK!!! Kesal !!! Kenapa nggak bilang dari tadi jadinya aku numpang ama Rizal aja” eluh ku sepanjang meskipun begitu aku merasa seperti ada yang mengawasiku.
Aku mempercepat jalan ku dari depan ku datang motor dengan kecepatan tinggi seperti akan menabrak diriku. Aku pikir akan tertabrak tapi sedetik kemudian tangan ku ditarik oleh seseorang ternyata orang itu adalah Vicky orang yang tadi kucari, dia menarik tanganku hingga posisiku berada ditengah pelukkannya tapi kenapa tubuhnya sedingin es tidak seperti manusia biasa. Meskipun begitu jarak diantara kami begitu dekat membuat jantungku berdetak kencang karena pria berwajah putih, berambut hitam mengkilap, serta tinggi 180 cm itu berada di depanku.
Pria bermotor itu kembali lagi, kali ini dia benar-benar mengincarku. Dia pacu motornya dengan kecepatan maksimal “BRUNG…BRUNG” motornya melaju kearah kami dengan cepat, Vicky menghindar lalu menarik pria itu sehingga motornya melaju sendiri tanpa pengendali motor. Mereka pun berkelahi “BRUK…DUK…BRUK” Vicky hamper saja dipukul memakai kayu yang ada disana tapi syukur dia bisa menghindari pukulan kayu itu.
            Aku tercengang dan syok karena Vicky memukuli orang itu dengan sadis hingga darahnya kemana-mana bukan hanya ditangannya saja bahkan sampai ke jalan dan jatuh ke tanah “HENTIKKAN!!!” teriak ku menghentikkan pukulan terakhir dari Vicky. Vicky segera menghampiriku yang dalam posisi syok melihat darah yang telah banyak berceceran dimana-mana bahkan tangan Vicky juga. Aku berusaha menghindari Vicky yang berusaha menenangkan ku karena ketakutan tetapi dia memelukku, pelukan itu membuatku sadar tidak seharusnya aku lari dari seseorang yang telah menyelamatkan ku.
Setelah beberapa saat dia melepaskan pelukannya lalu bertanya bertanya padaku “Kau baik-baik saja?” Tanya nya khawatir padaku “a…a…aku baik…baik saja” ucapku terbata-bata “Kau bisa berjalan tidak?” Tanya nya lagi “aku bisa berjalan” sambil mencoba berdiri tapi karena keadaanku masih syok, aku pun tidak bisa berdiri diatas kaki ku “Ayo naik ke punggung ku” katanya sambil membungkuk tapi aku mengelengkan kepala menolak tawarannya lalu dia berkata “Ayo cepat! Katanya kamu mau pulang!” dengan tegas padaku.
Akhirnya aku naik ke punggung nya, kami berjalan menelusuri jalan sunyi tanpa saling berbicara tapi beberapa saat kemudian Vicky mulai berbicara “Bagaimana seorang cewe tanpa takut berjalan pulang sendiri? Kamu tidak takut kalau kenapa-napa? Hah?!” “Nggak apa-apa, aku ‘kan berani” ucapku dengan nada menyombongkan diri “Tapi kenapa kau bisa ada disini dan kenapa kau tau aku lewat sini?” sambungku lagi “Tidak. Aku tadi lihat kamu lewat sini trus Fillingku kayaknya nggak baik jadi sekalian jalan lewat sini aja”ucapnya “Tapi ‘kan kamu tadi tidak masuk kelas. Kenapa?” Tanya ku runtut padanya “Emangnya gue harus jawab semua pertanyaan lo!! Hah!!”ucapnya lagi.
Kami sampai didepan rumahku “Ayo masuk! Minum dulu” ujarku dengan hangat “Tidak, terima kasih” balasnya dengan dingin dan tidak menengok sama sekali padaku. Aku masuk ke rumah lalu menutup pagar ternyata dalam rumah belum ada siapa-siapa “APA? Kok tasnya kakak ada disini? Apa dia sudah pulang atau tadi pagi ketinggalan” pikirku sambil menaiki anak tangga, aku segera melihat ke kamar kakak “Tapi kok kosong sih?”gumam ku “Lebih baik aku minum dulu deh” ucap ku lalu pergi kearah kulkas dan mengambil air.
Ketika aku minum tiba-tiba “DDOORRR!!!!” ada suara yang mengagetkan ku “UHK…UHK” aku tersedak “Maaf ya Cantik” ucap nya setelah membuatku tersedak “KAKAK!!!” ucapku marah “Cie…cie yang baru masuk sekolah udah pulang ama cowo nih!” sahutnya menggodaku.
 “Itu semua gara-gara Kakak tau! Kalau Kakak jemput aku, aku nggak mungkin pulang ama dia Kak!” balasku kesal “Apa gara-gara Kakak juga kamu pulangnya digendong ama dia?” goda Kakak lagi “Namanya siapa hayo?”tambah Kakak “Kakak!!!” ucapku sangat kesal “Cie…cie yang lagi sebel karena disinggung nih?” ucap Kakak seolah tidak mau berhenti menggoda ku “Terserah deh!” putusku lalu aku pergi meninggalkan Kakak dalam keadaan dia masih tertawa mengejek ku.
“BRUK!!!” ku tutup pintu kamar dengan keras tetapi marah ku langsung hilang karena melihat gelang berbatu yang diberikan oleh Kakak ku, gelang itu bersinar ketika aku marah “Meski dia Jahil dan iseng, dia Kakak ku yang sangat baik dan kusayangi. Lagian dia udah kasih aku gelang masa aku nggak bisa sabar sedikit ?!!” gumam ku sendiri.
“Kau baik-baik saja?” kata-kata Vicky terus terulang di telinga ku. “Kenapa tubuhnya terasa dingin sedingin es ? Padahal itu siang hari, cuacanya panas? Kenapa dia bisa lewat jalan itu? Dan kenapa tiba-tiba dia bisa muncul menyelamatkan ku padahal dia tidak masuk pelajaran atau pun disekolah?” Semua pikiran ini terus berputar di dalam kepala ku.