Cerpen Ketiga
HUST!!! DIAM!!!
(SI NOMER ABSEN 11)
Diam semua orang ingin bisa menjadi diam disaat-saat
tertentu, tapi apa jadinya bila karena diam itu menimbulkan masalah yang tidak
pernah diduga olehmu sebelumnya seperti sebuah kata “Diam itu emas, tapi jangan
terlalu lama kau berdiam karena mungkin saja ketika kau berbicara itu sudah
tidak ada artinya lagi”
“Gara-gara kau!!! Aku selalu kena marah. Apa mau mu,
HAH!!!” bentak seorang gadis pada gadis yang ada di depannya “Punya mulut
nggak, HAH!! JAWAB !!!” bentaknya lagi sambil mencengkram kuat rahang gadis
yang ada di depannya lalu mendorongnya hingga jatuh ke tanah lapang. “Aku
menyesal kau adalah adikku dan seharusnya kau tidak pernah lahir!” sahut gadis
itu dengan kejam lalu pergi meninggalkan lawan bicaranya yang masih terisak-isak.
“Za, kau tidak apa-apa ‘kan? Kenapa Kakakmu seperti itu
padamu?” ucap seseorang yang langsung berlari dan menolong Izza di sana.
“Sudahlah! Ini sudah biasa.” Sahut Izza sambil menunjukkan senyumnya “Itu
karena kau membiarkannya! Harusnya kau membalasnya tau” ucap orang itu dengan
kesal “Itu tidak baik, dia juga kakak ku. Aku tidak mungkin membalasnya” sahut
Izza dengan senyum “Karena dia kakakmu, harusnya dia itu mengerti dan
berhenti.” Balas lagi “Apa kita akan terus berdebat tentang kakakku, Anisa?” Tanya
Izza “Tentu tidak” sahut Anisa lalu menarik Izza untuk masuk ke dalam kelas.
Setelah itu mereka masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran
seperti biasanya. Tidak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi saatnya semua
siswa pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Izza dan Anisah yang
sedang berjalan menuju gerbang sekolah “Kau mau pulang dengan ku ?” tawar
Anisah “Tidak, terima kasih aku mau pulang sendiri saja” jawab Izza “Apa kau
yakin?”kata Anisah “Tentu, saja. Memangnya aku mau pulang dengan siapa lagi,
huh?” Tanya Izza balik “Siapa tau kau mau menunggu kakakmu yang jahat
itu.”sahut Anisah ketus “HUST!!! Jangan ngomongi orang dosa tau. Kau pulang
sana!” balas Izza “Iya, ceritanya aku diusir nih” Tanya anisah “Tidak. Bukan
begitu kau tidak mau pulang ya? Kalo begitu nginep saja disekolah” balas Izza
lalu berjalan pergi menuju gerbang mendahului Anisah.
Anisah pulang dan tinggallah Izza sendiri di sekolahnya
menunggu kakak yang ia sayangi. Setelah menunggu selama 2 jam kakaknya keluar
dari sekolah ia bermaksud menghampiri kakaknya tapi Kakaknya menatap dirinya
seakan tidak ingin Izza mendekat pada dirinya. Dengan angkuh Kakaknya berjalan
melewatinya seakan-akan tidak mengenalnya. Bukan baru pertama kalinya Izza di perlakukan
seperti itu, sebelum-sebelumnya juga Izza sering mengalami hal itu.
Izza pulang dengan berjalan perlahan, melewati gang
sempit dan kecil. Ternyata disana telah ada sekelompok anak geng yang menghadangnya,
dengan tidak sabaran langsung menjambak dan menarik rambut Izza. Lalu mengerjai
izza hingga jatuh tersungkur ke tanah, tapi tidak semua anggota itu
mengerjainya ada seorang gadis yang tidak ikut mengerjainya. Gadis itu
membelakangi izza membuat muka gadis itu tidak terlihat, tapi izza bisa
mendengar suara tawa puas dari sang gadis.
Mereka berhenti karena seseorang berteriak meminta tolong
dan geng itu pergi meninggalkan izza “Izza, kau tidak apa-apa kan?”Tanya orang
itu yang tidak lain adalah Anisah temannya. “aku tidak apa-apa kok” jawab Izza
dengan senyum “Tidak apa-apa gimana?!” bentak Anisah “Lihat! kau terluka tau,
kenapa kau tidak minta tolong?!” tambah Anisah kesal “Sudahlah! Aku baik-baik
saja kok, malam ini boleh aku menginap di rumahmu?” Tanya Izza “Kau ini! Kalau
seperti ini pasti langsung bersembunyi di rumah ku. Kenapa kau tidak pulang
saja? Biar orangtua mu tau.” Jawab Anisah “AYOLAH….! Kumohon sekali saja” Izza
membujuk Anisah “Baiklah, kau boleh menginap di rumah ku. Ayo kita pulang” ucap
Anisah sambil membopong Izza ke rumahnya.
Di rumah Izza…
Kakaknya Izza tengah tiduran dikamarnya, sambil berpikir
“Apakah Dia pingsan atau mati? Padahal tadi seru tapi ada pengganggu..,Cih!!”
dengan kesal “Bagaimana aku melakukannya lagi ya?” gumam Kakak Izza. “Kakak!
Izza nginep di rumah temennya, jadi malam ini kamu masak sendiri ya?” sahut Ibu
dari bawah membuat kakak izza terkejut bukan main. “Dasar! Adik nggak tau
diuntung! Kenapa kau suka sekali nginep sih!!!” ucapnya dengan marah sambil
turun ke bawah.
Besoknya Izza berangkat sekolah bersama dengan Anisah.
Tapi kakak izza telah menunggu dengan cepat Izza berhenti “Anisah, kamu duluan
ke kelas aku mau beli pulpen dulu ya?” ucap Izza “Baiklah, cepat ya. Sebelum
masuk!” sahut Anisah meninggalkan Izza sendiri. Dengan berani Izza melangkahkan
kakinya menuju ke arah Kakaknya.
“Selamat pagi kakak”ucap Izza “Jangan sok baik begitu. Kau
tau! gara-gara kau, aku harus memasak sendiri.”sahut Kakak Izza dengan kesal “Maafkan
aku Kak! Aku benar-benar tidak sengaja. Aku tidak berpikir sampai sana.”ucap
Izza menyesal “Tutup mulut mu!!! Aku benar-benar muak dengan mu!!!” ucap Kakak
Izza marah dan langsung menampar Izza hingga terjatuh ke tanah.
Kakak Izza berlalu meninggalkan Izza yang masih terduduk
di tanah sambil menangis menahan rasa sakit dan perih di hati dan tubuhnya. Akibat
ulah Kakaknya tapi Izza selalu memaafkan Kakaknya apapun yang terjadi atau
apapun yang dilakukan Kakaknya pada dirinya. Dengan lemas Izza berdiri dan
berjalan menuju kearah UKS, dia merasa sangat lemas setelah kejadian tadi dan
memilih beristirahat saja dari pada memaksakan keadaannya saat ini.
Tanpa sadar Izza terlelap tidur dan kaget bangun karena
seseorang membangunkannya dan ternyata orang itu adalah Mayline. Salah satu
sahabat dekatnya saat berada di kelas “May, kenapa kamu bisa disini? Kau tau
dari mana bila aku sedang disini?” Tanya Izza terkejut “Kau terlalu suka
membiarkan masalah dan memilih diam, semua yang terjadi sekarang adalah akibat
dari pilihan mu untuk tetap diam.” Jawab Mayline lalu pergi dari UKS, ucapan
dari Mayline membuat Izza bingung tapi Izza memilih untuk tidak memikirkannya
sama sekali.
"Anisah! aku memiliki sesuatu untuk mu!" sahut Seseorang yang berjalan mendekati Anisah sambil menunjukkan sesuatu dari HP yang dia bawa "Kau tau ini 'kan?" ucap orang itu membuat Anisah mengangga karena melihat rekaman itu "Dasar!!! Kurang Ajar!!! Dia benar-benar keterlaluan sekali!!!" ucap Anisah marah setelah melihat video itu, sedangkan orang yang menunjukkan video itu sedang tersenyum kemenangan atas yang dia lakukan.
"Anisah! aku memiliki sesuatu untuk mu!" sahut Seseorang yang berjalan mendekati Anisah sambil menunjukkan sesuatu dari HP yang dia bawa "Kau tau ini 'kan?" ucap orang itu membuat Anisah mengangga karena melihat rekaman itu "Dasar!!! Kurang Ajar!!! Dia benar-benar keterlaluan sekali!!!" ucap Anisah marah setelah melihat video itu, sedangkan orang yang menunjukkan video itu sedang tersenyum kemenangan atas yang dia lakukan.
Tidak disangka ini merupakan minggu terakhir sebelum
libur sekolah. Semua orang merencanakan untuk pergi berwisata atau sebagainya
tapi sayang saat ini Izza dan Kakaknya tidak dapat berwisata atau liburan
karena Ibu dan Ayahnya sedang mendapat pekerjaan diluar kota sehingga mereka
hanya akan mengabiskan liburan di rumah saja.
“Za, liburan ini kau mau kemana?” Tanya Ika “Entahlah. Sepertinya
liburan ini aku akan tetap dirumah karena orang tua ku memiliki tugas di luar
kota.” Sahut Izza dengan senyum “Sayang sekali ya? Ku kira kau akan liburan
lagi” sahut Ayi. Lalu guru masuk membuat semua murid kembali ke tempatnya
masing-masing.
Saat Pulang sekolah, Izza berjalan dengan Anisah menuju
rumah Izza “Za, kau punya rencana liburan nggak?” Tanya Anisah “Nggak kayaknya
aku akan tinggal di rumah saja”jawab Izza “Bagaimana kalau kau datang ke rumah
ku saja lusa. Aku mau mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati kita
sudah jadi sahabat lama, gimana ?” tawar Anisah “Tentu saja aku pasti datang”
sahut Izza dengan senang “Baiklah ku tunggu ya!” balas Anisah “Oke” ucap Izza.
Pada hari yang di janjikan Izza mampir ke rumah Anisah
tapi tidak seperti biasa rumah Anisah terbuka tidak terkunci. Izza berpikir
bahwa Anisah luka mengunci pintu rumahnya saja lalu masuk ke dalam menunggu
Anisah di ruang tamunya. Tanpa lama Anisah datang dan berkata “Ayo kita makan
dulu setelah itu hadiah mu akan datang, oke?” dengan senyum “Baiklah kebetulan
aku belum sarapan. Kita mau makan apa?” Tanya Izza dengan riang “Makanan
kesukaan mu” jawab Anisah singkat.
Saat di meja makan mereka berdua mengobrol banyak hal
dengan penuh canda tawa kebahagian “Za, apa hal yang paling berat dalam
hidupmu?” Tanya Anisah “Mungkin, Kakakku yang jahat padaku”sahut Izza asal “Apa
kau akan senang jika Kakak mu hilang?” Tanya Anisah “Sudahlah! Pertanyaan ini
makin tidak masuk akal” ucap Izza dengan senyum dan dibalas dengan senyuman
oleh Anisah.
Setelah selesai makan Anisah mengajak Izza menuju lantai
bawah rumah Anisah “Kita mau kemana? Kita tidak pernah kemari sebelumnya.” Tanya
Izza “Iya, kita akan menemui hadiah mu.” Jawab Anisah “Hadiah? Hadiah ku?” Tanya
Izza “Iya, ayo cepatlah. Kau pasti suka” sahut Anisah dengan senyum begitu juga
dengan Izza yang sangat bersemangat dengan hadiahnya.
Izza
dengan cepat membuka pintu yang ada di depannya dengan penuh senyum, awalnya
dia mendapati sosok seperti manusia tengah duduk di kursi tapi Izza tidak yakin
karena saat itu suasana yang tidak terlalu terang tapi dengan cepat Anisah menyalakan
lampu dan dugaan Izza benar. Itu adalah seorang manusia yang tengah terikat
dengan banyak darah yang keluar dari tubuhnya. Senyum Izza pun luntur seketika
melihat wajah dari orang itu adalah Kakaknya sendiri.
Izza
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. di depannya, Kakaknya tangah
terikat dengan mengerluarkan banyak darah. Setelah mengingat kalau sebelum Izza
main ke rumah Anisah dia tidak bertemu dengan Kakaknya, tapi saat itu Izza
berpikir bahwa Kakaknya mungkin masih tidur karena ini hari libur.
“Bagaimana
kau suka dengan hadiah ku ‘kan?” Tanya Anisah membuyarkan pikiran Izza “Apa
yang Kau lakukan?” Tanya Izza sedih “Aku hanya membantu mu mewujudkan mimpi mu
saja, tidak lebih.” Jawab Anisah tenang “Tapi dia masih Kakak ku, Kau tidak
boleh menyakitinya” bantah Izza.
“Tidak boleh menyakitinya? Tapi dia boleh
menyakitimu, peraturan dari mana itu, huh?” ucap Anisah kesal “Aku tidak
keberatan dengan hal itu.” Jawab Izza
sendu “Kalau dia Kakak mu seharusnya dia menyayangi mu bukan malah menyiksamu,
kau tau?!” bentak Anisah “Aku bilang aku tidak peduli ! Dia tidak pernah
menyiksa ku dengan sengaja.” Sahut Izza yang menjadi marah “Oh ya? Tidak sengaja?
Bagaimana dengan video ini?” Tanya Anisah langsung memutarkan sebuah video. Dimana
saat Izza di serang oleh sekumpulan geng wanita dan ternyata pemimpin geng itu
adalah Kakaknya sendiri.
“Kau
bohong! Kakak tidak mungkin melakukan hal itu!” Teriak Izza tidak percaya “Tanyakan
saja padanya” ucap Anisah mendekati Kakak Izza sambil membawa pisau yang sangat
tajam “Kau sengaja melakukannya ‘kan?” Tanya Anisah dengan tenang tapi penuh
penekanan “Iya, aku sengaja melakukan agar kau cepat pergi dari kehidupan ku…”ucap
Kakak Izza masih berlanjut “Diamlah!!” ucap Anisah menyuruh Kakak Izza untuk berhenti
tapi Kakak Izza menolak dan masih melanjutkanya “Kau pembawa sial!” kata Kakak
Izza “Diam!” kata Anisah “Kau sampah dan perusak hidup ku” teriak Kakak Izza
dan langsung mendapat tusukan dari Anisah dengan sadisnya.
“Cukup hentikan! Hentikan sekarang juga!”
teriak Izza dengan tidak sadar Izza mendorong Anisah hingga terjatuh dan
mengambil pisau itu. Izza menancapkan pisau itu berulang pada tubuh Anisah hingga
baju miliknya penuh dengan bercak darah milik Anisah. Izza melepaskan pisau itu
dengan tangan yang bergetar hebat lari menuju kearah Kakaknya yang sudah tidak
bernyawa lagi. Saat itu Izza menangis sejadi-jadinya karena semua orang mati
didepannya.
Semua
orang di sekolah mengetahuinya hingga membully-nya dengan menyebutnya sebagai
pembunuh sadis yang membunuh Kakak serta sahabatnya sendiri karena itu Izza
menjadi lebih pemurung dari pada sebelumnya, Izza memilih melakukan homeschooling. Tapi rasa depresi dan
stress membuat Izza tidak dapat melihat semua secara jelas yang Izza pikirkan
hanyalah kematian, Izza terus bermimpi tentang Anisah yang datang dan berkata “Kenapa
kau melakukan ini? Bukankan kita sahabat? Kenapa kau berkhianat?” dengan muka
yang sangat sedih. Izza mulai mengonsumsi obat-obatan hingga pada puncaknya
Izza memutuskan untuk melakukan bunuh diri.
Izza
masuk keruang kerja ayahnya, membuka laci meja ayahnya dan mengambil sebuah
benda yang terbungkus oleh kain putih. Dan tidak pernah satu kali pun terlintas
dibenak Izza untuk memakainya. Setelah kain itu dibuka ternyata benda itu
adalah pistol milik ayahnya, memang tidak pernah di pakai tapi isinya
benar-benar asli. Izza memasukan isi peluru ke dalam pistol itu dan mengarahkan
tepat di kepalanya saat itu dia teringat kata-kata yang di ucapkan oleh Mayline
saat berada di UKS “Kau terlalu suka
membiarkan masalah dan memilih diam, semua yang terjadi sekarang adalah akibat
dari pilihan mu untuk tetap diam.” “Aku tau sekarang apa maksudmu. Tapi tetap
saja, aku tidak bisa!” ucap Izza lalu menarik pelatuknya “DORR!!”
Sebelum
Izza menutup matanya dia melihat seorang gadis berbaju hitam yang melemparkan
kelopak mawar padanya dengan senyum dingin dan setelah itu semuanya
menjadi gelap. Besoknya mayat Izza di temukan membuat orangtua Izza dan seluruh
sekolah gempar atas hal itu.
Diam itu emas, tapi jangan terlalu lama
kau berdiam karena…
Mungkin saja ketika kau berbicara itu…
Sudah tidak ada artinya lagi…